Puluhan Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Desa Tuncung Enrekang, Butuh Pakaian dan Makanan
Kepala Desa Tuncung, Abdul Rahman, mengatakan saat ini sudah ada 22 warganya yang selamat dan berada di kampungnya.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
Terdiri dari Dewi dan keluarganya 25 orang dan satu orang warga Toraja teman suaminya bernama Karangang dan satu irang lainnya adalah tukang ojek warga batak yang juga ikut bersembunyi di rumahnya.
Saat api mulai berkobar, temab suaminya tersebut hendak keluar dari rumah namun, langsung dipukuli dan ditikam dengan tombak hingga tewas.
Sementara sang tukang ojek juga ikut terbakar di ruangan depan rumah.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
Sedangkan Dewi bersama beberapa keluarganya mengambil resiko dengan berjalan dalam kepulan asap menuju ke kandang ayamnya yang berada tepat di samping rumah, lalu merangkak dan bersembunyi di dalamnya.
Dewi bersama keluarganya yang saat itu mulai pasrah, terlebih api terus menjalar sementara ratusan massa tetap berjaga dan mengepung rumahnya dari luar.
Beruntung, ketika api mulai hendak menjalar ke area kandang ayam tempat persembunyiannya, aparat keamanan datang dan mengusir para massa perusuh.
Sehingga Ia dan beberapa keluarganya sempat keluar dari rumah dan lolos dari kobaran api.
Namun, sayangnya ada empat keluarganya yakni adiknya Rustam (33), iparnya Irma Sirajuddin (24), ponakannya Ilmi (2) serta anak kandungnya Erwin (17) tak ikut bersembunyi di kandang ayam.
Mereka memilih tetap dalam rumah, yang akhirnya membuat nyawa keempatnya tak dapat tertolong dan tewas terbakar hidup-hidup dalam rumah.
"Dari 27 orang yang ada dalam rumah saat itu, enam yang meninggal. Empat diantaranya adalah keluarga saya," ungkap Dewi dengan mata yang berbinar.
Dewi bersama keluarganya yang selamat kemudian di bawah ke posko pengungsian di Aspol Wamena dan diterbangkan ke Makassae menuju Kabupaten Enrekang Sabtu (28/9/2019) lalu.
Dewi mengaku, tak dapat menggambarkan bagaimana perasaannya saat kejadian itu, yang ada hanya rasa pilu dan trauma yang mendalam.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
"Saya tidak bisa gambarkan hanya mencekam dan hanya menangi histeris saat itu. Saat ini saya masih merasa sangat pedih dan terpukul atas kepergian adek dan anak saya secara tragis," ujarnya dengan bercucuran air mata.
Ia pun mengaku tak akan pernah kembali ke Wamena lagi pasca kejadian mengerikan tersebut.
Meski di Wamena sudah menjadi penghidupan keluarganya turun temurun sejak medio 1970-an lalu yang dimulai dari orang tuanya.