Puluhan Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Desa Tuncung Enrekang, Butuh Pakaian dan Makanan
Kepala Desa Tuncung, Abdul Rahman, mengatakan saat ini sudah ada 22 warganya yang selamat dan berada di kampungnya.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNENREKANG.COM, MAIWA - Puluhan korban kerusuhan Wamena, Provinsi Papua, telah berada di kampung asalnya, Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.
Mereka berhasil selamat dari kerusuhan dan telah pulang ke kampung halamannya sejak Sabtu lalu.
Para korban tersebut difasilitasi penjemputannya oleh Pemda Enrekang dan Baznas Enrekang.
Baca: Benny Wahyudi Kepincut Putus Rekor Kekalahan Melawan Mantan Klub
Kepala Desa Tuncung, Abdul Rahman, mengatakan saat ini sudah ada 22 warganya yang selamat dan berada di kampungnya.
"Kalau yang sudah ada disini 22 orang. Saya langsung ke bandara jemput hari Sabtu, pakai bus difasilitasi Baznas dan Pemda Enrekang," kata Abdul Rahman.
Ia menjelaskan, meski telah kembali ke kampung halaman, para korban rusuh Wamena tersebut membutuhkan uluran tangan.
Sebab, mereka tiba di Enrekang hanya pakaian di badan semata.
Baca: Doa Istri Soal Dosa & Fitnah, Putra SBY Ibas Yudhoyono Dilantik Lagi Jadi Anggota DPR AHY Dampingi
Sementara harta bendanya telah habis dibakar para perusuh.
"Untuk kebutuhan para korban adalah pakaian, kebutuhan pokok, makanan sehari-hari, pakaian sekolah untuk anak karena pasti mereka akan sekolahkan anaknya disini," ujarnya.
Abdul Rahman, menambahkan saat ini masih ada sekitar 20 warganya yang masih belum keluar dari Wamena.
Baca: Update BWF World Ranking-Juara Korea Open 2019, Ganda Putra Fajar/Rian Naik ke Peringkat 5 Dunia
Mereka saat ini masih mengungsi di posko pengungsian yakni Aspol dan Kodim Wamena.
"Masih ada 20 warga saya disana, kendalanya masih ada yang masih ada urusan pengamanan asetnya disana, masalah ongkos pulang dan pesawat yang antri karena sulit," tuturnya.
Korban Rusuh Wamena Asal Enrekang, Anak dan Adiknya Terbakar Hingga Sembunyi di Kandang Ayam
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Kisah pilu dan mencekam masih terngiang di pikiran warga asal Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Dewi (30).
Ia merupakan salah satu korban yang selamat dalam kerusuhan yang terjadi di Wamena, Provinsi Papua pada, Senin (23/9/2019).
Ditemui TribunEnrekang.com, di kediaman keluarganya di Dusun Paraja, Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa, Kabulaten Enrekang, Dewi menceritakan kisah piluh nan mencekam yang dialaminya.
Saat kejadian itu, Ia bersama adik dan anaknya serta beberapa keluarga lainnya sedang berada dalam rumah seperti biasanya.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
Rumahnya tepat di Jalan Papua, pinggiran Kota Wamena, jaraknya ke pusat Kota Wamena tak sampai satu Kilometer.
Rumah yang ditinggalinya tersebut merupakan sebuah perumahan karyawan pertamina.
Dan di dalam rumah itu Ia tinggal bersama 25 orang yang terdiri dari empat kepala keluarga serta semuanya merupakan keluarga dekatnya.
Pagi itu, tepat pukul 09.00 WIT, Dewi menerima panggilan telpon dari suaminya yang sudah lebih dulu bekerja mengangkut BBM ke beberapa SPBU.
Maklum suaminya memang bekerja sebagai supir pengangkut BBM Pertamina ke SPBU.
"Tepat pukul 09.00 pagi suami saya nelpon, bahwa situasi di dalam Kota Wamena mencekam, jadi saya disuruh agar semua keluarga masuk rumah dan segera kunci rumah," kata Dewi, Senin (1/10/2019) siang.
"Selang beberapa saat suami saya sudah datang dan langsung masuk rumah dan menguncinya. Saat itu suara gemuruh dan tembakan makin terdengar mendekat," Dewi melanjutkan.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
Dewi menjelaskan, tak berselang beberapa lama para massa perusuh sudah tepat berada di depan rumahnya dengan membawah tombak dan panah, parang serta bensin.
Dirinya sempat melihat ada ratusan orang berkumpul depan rumahnya, dua diantaranya terlihat luka pada bagian kaki.
"Saat mereka datang, terdengar teriakan agar bakar rumah kami dan usir pendatang dari tanah mereka," ujar Dewi.

Ratusan massa kemudian langsung mengepung rumah Dewi dan keluarganya, setelah itu mereka membakar mobil yang terparkir 9depan rumah.
Kemudian massa perusuh kemudian membakar rumah yang didalamnya masih ada Dewi dan 26 orang lainnya.
Menurut Dewi, saat rumah yang ditinggalinya dibakar ada 27 orang yang ada di dalam rumah.
Terdiri dari Dewi dan keluarganya 25 orang dan satu orang warga Toraja teman suaminya bernama Karangang dan satu irang lainnya adalah tukang ojek warga batak yang juga ikut bersembunyi di rumahnya.
Saat api mulai berkobar, temab suaminya tersebut hendak keluar dari rumah namun, langsung dipukuli dan ditikam dengan tombak hingga tewas.
Sementara sang tukang ojek juga ikut terbakar di ruangan depan rumah.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
Sedangkan Dewi bersama beberapa keluarganya mengambil resiko dengan berjalan dalam kepulan asap menuju ke kandang ayamnya yang berada tepat di samping rumah, lalu merangkak dan bersembunyi di dalamnya.
Dewi bersama keluarganya yang saat itu mulai pasrah, terlebih api terus menjalar sementara ratusan massa tetap berjaga dan mengepung rumahnya dari luar.
Beruntung, ketika api mulai hendak menjalar ke area kandang ayam tempat persembunyiannya, aparat keamanan datang dan mengusir para massa perusuh.
Sehingga Ia dan beberapa keluarganya sempat keluar dari rumah dan lolos dari kobaran api.
Namun, sayangnya ada empat keluarganya yakni adiknya Rustam (33), iparnya Irma Sirajuddin (24), ponakannya Ilmi (2) serta anak kandungnya Erwin (17) tak ikut bersembunyi di kandang ayam.
Mereka memilih tetap dalam rumah, yang akhirnya membuat nyawa keempatnya tak dapat tertolong dan tewas terbakar hidup-hidup dalam rumah.
"Dari 27 orang yang ada dalam rumah saat itu, enam yang meninggal. Empat diantaranya adalah keluarga saya," ungkap Dewi dengan mata yang berbinar.
Dewi bersama keluarganya yang selamat kemudian di bawah ke posko pengungsian di Aspol Wamena dan diterbangkan ke Makassae menuju Kabupaten Enrekang Sabtu (28/9/2019) lalu.
Dewi mengaku, tak dapat menggambarkan bagaimana perasaannya saat kejadian itu, yang ada hanya rasa pilu dan trauma yang mendalam.
LINK Live Streaming TV Online SCTV Tottenham vs Bayern Munchen, Akses di Sini Tanpa Buffer via HP
Kakanwil Kemenkumham Sulsel Rayakan Hari Jadi BHP di Kantor BHP Makassar
Selama Oktober PSM Jalani 6 Laga, 2 Diantaranya Laga Tunda
"Saya tidak bisa gambarkan hanya mencekam dan hanya menangi histeris saat itu. Saat ini saya masih merasa sangat pedih dan terpukul atas kepergian adek dan anak saya secara tragis," ujarnya dengan bercucuran air mata.
Ia pun mengaku tak akan pernah kembali ke Wamena lagi pasca kejadian mengerikan tersebut.
Meski di Wamena sudah menjadi penghidupan keluarganya turun temurun sejak medio 1970-an lalu yang dimulai dari orang tuanya.
"Saya sudah tidak akan kembali kesana lagi karena trauma yang mendalam. Kita mulai hidup disini saja di kampung sendiri," tuturnya.
(tribunenrekang.com)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Kisah Pilu Perantau Asal Takalar di Wamena Dikejar Massa Hingga Putranya Nyaris Terkena Panah
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Syaiful Arifin (25) dan putranya, Khairil (18 bulan) masih bisa selamat dari amukan warga Wamena.
Keduanya kini telah berada ke kampung halamannya, di Desa Bontolanra Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, sejak Kamis (26/9/2019) lalu.
Warga Dusun Bonto Ramba Mandai Butuh Air Bersih: Kades Jangan Diam!
Fraksi Hanura Minta Eksekutif Lutim Prioritaskan Bantuan Mesin Katinting dan Rumput Laut ke Nelayan
Tim PKK Marioriawa Ikut Bantu TNI Suksekskan TMMD di Soppeng
14 Rekannya Dilantik, Ruben Sahabat Ayu Ting Ting Nolak Jadi Anggota DPR & Pengen Jadi Menteri Ini
Sulawesi Selatan Alami Deflasi di September 2019, Ini Penyebabnya
Syaiful Arifin dan putranya berhasil selamat dari amukan massa di Wamena Papua, Senin (23/9/2019).
Khairil bahkan nyaris terkena anak panah ketika digendong ayahnya berlari. Untungnya anak panah itu meleset.
" Saya lari dari kejaran massa. Anak kecil saya hampir dikenah panah," kenang Syaiful kepada Tribun Timur, Selasa (1/10/2019).
Syaiful bercerita, kerusuhan besar-besaran terjadi di Wamena Papua ketika itu. Mereka berlari meninggalkan kontrakan tempat tinggal.
Sementara istri Syaiful bersembunyi di kadang babi. Dia tinggal sang suami yang menyelamatkan diri.
Ketika itu, permukiman warga pendatang dibakar massa. Mobil ataupun motor tak luput dari aksi vandalisme.
Syaiful terus berlari menggendong putranya sejauh empat kilometer. Mereka melintasi hutan.
Syaiful lalu memutuskan bersembunyi ketika mendapati rumah penduduk lokal yang kosong.
" Saya sembunyi di rumah kelompok massa. Saya baru keluar ketika ada mobil polisi," bebernya.

Empat jam bersembunyi, Syaiful akhirnya keluar ketika melihat ada mobil patroli polisi yang melintas. Ia pun ikut ke kantor polisi.
Ketika suasana mulai kondusif, ia pun keluar mencari istrinya. Ia kembali ke rumahnya.
Nahas, sang istri yang ditinggal di kandang Babi ditemukan di got. Keadaannya sudah tak bernyawa.
"Pas saya kembali, istri sudah jadi mayat. Saya temukan di got," bebernya.
Syaiful yang mengadu nasib bersama istrinya bernasib malang. Jerih parah usahanya selama lima tahun habis.
Tak ada harta benda yang dibawa pulang kecuali pakaian yang melekat di badan.
Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Warga Dusun Bonto Ramba Mandai Butuh Air Bersih: Kades Jangan Diam!
Fraksi Hanura Minta Eksekutif Lutim Prioritaskan Bantuan Mesin Katinting dan Rumput Laut ke Nelayan
Tim PKK Marioriawa Ikut Bantu TNI Suksekskan TMMD di Soppeng
14 Rekannya Dilantik, Ruben Sahabat Ayu Ting Ting Nolak Jadi Anggota DPR & Pengen Jadi Menteri Ini
Sulawesi Selatan Alami Deflasi di September 2019, Ini Penyebabnya