Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUNWIKI: Hari Buku Nasional, Yuk Simak Kisah Tua dari Pramoedya Ananta Toer

Untuk memperingati hari tersebut, Tribunwiki akan mengisahkan salah satu tokoh penulis Indonesia yakni Pramoedya Ananta Toer.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ansar
Handover
Salah satu tokoh penulis Indonesia yakni Pramoedya Ananta Toer. 

Bahkan menurut Joko Pekik, nasib Pramoedya lebih baik dari umumnya tahanan yang ada, sejak dipindahkan dari Unit III ke Markas Komando atau Mako.

Statusnya sebagai tokoh seniman yang oleh media disebar-luaskan secara internasional, menjadikan dia hidup lebih baik dalam penahanan itu.

Pramoedya kerap kali menjadi 'bintang' ketika ada tamu dari luar negeri yang berkunjung, karena reputasinya di Internasional sangat dihargai.

Tentang Pramoedya Ananta Toer

Nama Lahir: Pramoedya Ananta Mastoer

Lahir:Jawa Tengah, Hindia Belanda, 6 Februari 1925

Meninggal: Jakarta, Indonesia, 30 April 2006

Tempat tinggal: Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur.

Kebangsaan: Indonesia

Pekerjaan: Novelis, esais

Pasangan: Muthmainah

Anak:
Astuti Ananta Toer
Tatyana Ananta Toer
Poedjarosmi
Setyaning Rakyat Ananta Toer
Arina Ananta Toer
Etty Indriarti
Yudisthira Ananta Toer
Anggraini

Buku

Bibliografi
Sepoeloeh Kepala Nica (1946), hilang di tangan Penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, 1947
Kranji–Bekasi Jatuh (1947), fragmen dari Di Tepi Kali Bekasi.
Perburuan (1950), pemenang sayembara Balai Pustaka, Jakarta, 1949 (dicekal oleh pemerintah karena muatan komunisme)
Keluarga Gerilya (1950)
Tikus dan Manusia (1950), karya John Steinbeck yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Kembali pada Tjinta Kasihmu (1950), karya Leo Tolstoy yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Subuh: Tjerita-Tjerita Pendek Revolusi (1951), kumpulan 3 cerpen.
Percikan Revolusi (1951), kumpulan cerpen
Mereka yang Dilumpuhkan (I & II) (1951)
Bukan Pasar Malam (1951)
Di Tepi Kali Bekasi (1951), dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada 22 Juli 1947
Dia yang Menyerah (1951), kemudian dicetak ulang dan dimasukkan dalam kumpulan cerpen Cerita dari Blora
Cerita dari Blora (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953
Gulat di Jakarta (1953)
Midah Si Manis Bergigi Emas (1954)
Korupsi (1954)
Perdjalanan Ziarah jang Aneh (1954), karya Leo Tolstoy yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Mari Mengarang (1955), tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Kramat Raya, Jakarta
Ibunda (1956), karya Maxim Gorky yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Kisah Seorang Pradjurit Sovjet (1956), karya Mikhail Sholokhov yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Cerita dari Jakarta (1957), kumpulan cerpen.
Cerita Calon Arang (1957)
Sekali Peristiwa di Banten Selatan (1958)
Dewi Uban: Opera Lima Babak (1958), karya He Tjing-Ce dan Ting Ji yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Asmara dari Russia (1959), karya Alexander Kuprin yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Kisah Manusia Sedjati (1959), karya Boris Polevoi yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer
Pertaruhan (1960), karya Anton Chekhov yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer bersama Koesalah Soebagyo Toer
Hoakiau di Indonesia (1960), dilarang oleh Pemerintah Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)
Panggil Aku Kartini Saja I & II, (1963); bagian III dan IV dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Kumpulan Karya Kartini, yang pernah dimuat di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Wanita Sebelum Kartini; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Gadis Pantai sebagai cerita bersambung rubrik lembar kebudayaan "Lentera" dalam harian "Bintang Timur" (1962-1965), bagian pertama trilogi tentang keluarga Pramoedya; terbit sebagai buku pada 1987; dilarang Jaksa Agung pada 1987; jilid kedua dan ketiga dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan (1964); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia (1963).

Kejari Jeneponto Bawa Satu Koper Dokumen Saat Geledah RSUD Lanto Dg Pasewang

Ke mana uang Abutours yang Rp 1.6 miliar?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved