Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Curhatan Aldama Sebelum Tewas! Polisi: Pelaku Pembunuhan Taruna ATKP Makassar Adalah Tunggal

Polisi: Jadi pelaku hanya satu orang saja. Soal alat bukti baju sudah diamankan, tinggal hasil otopsinya saja

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Arif Fuddin Usman
Ansar
Pihak keluarga mendoakan almarhum Aldama Putra usai dikuburkan di TPU TNI AU Padangalla, Maros, Rabu (6/2/2019). 

Laporan Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tersangka penganiayaan yang berujung meninggalnya seorang taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra (19) dipastikan tidak bertambah.

Wakil Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Wakasat Reskrim) Polrestabes Makassar, Kompol Jamal Faturrahman mengatakan sejauh ini baru menetapkan satu tersangka taruna ATKP Makassar, M Rusdi (21).

"Jadi pelaku hanya satu orang saja. Soal alat bukti baju sudah diamankan, tinggal hasil otopsinya saja (kita tunggu)," kata Kompol Jamal di kantor Polrestabes Makassar, Rabu (6/2/2019).

Baca: Semasa Hidup, Aldama Dikenal Pendiam dan Murah Senyum oleh Tetangga

Baca: Aldama Putra di Mata Rekannya, Taruna ATKP MakassarTewas Dianiaya Seniornya

Menurut Jamal, pelaku tidak bertambah karena alat bukti dan hasil penyelidikan tidak mengarah ke pelaku yang diduga lebih dari satu orang ketika pelaku melakukan penganiayaan.

"Tidak bertambah, tersangkanya hanya satu. Kami juga masih menunggu hasil otopsi dari tim DVI, kalau untuk saksi itu ada 23 saksi dari ATKP," ungkap Jamal.

Selain menunggu hasil otopsi tim DVI Biddokes Polda Sulsel, pihak penyidik telah memeriksa 24 saksi.

Mereka yang diperiksa 20 taruna senior, taruna junior (rekan korban) dan pengasuh di asrama.

Dianiaya di Kampus

Taruna tingkat 1 ATKP Makassar, Aldama Putra (19) meninggal dunia setelah dianiaya oleh senior dalam kampus.

Putra prajurit TNI Angkatan Udara (AU), Pelda Daniel Pongkala, itu dimakamkan di Pemakaman Umum Padangalla, Maros, Rabu (6/2/2019) siang.

Baca: Paman Aldama Putra Taruna ATKP Makassar Harap Ada Sanksi Pelaku Penganiayaan

Baca: Aldama Putra Dimakamkan, Warga Ramai-Ramai Live Facebook

Penetapan M Rusdi sebagai tersangka, setelah Polrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019) sore, melakukan penyidikan selama dua hari.

Senior Aldama ini diduga pelaku utama yang menyebabkan calon tenaga ahli penerbangan itu meninggal dunia.

Amarah senior yang memicu tindakan kekerasan pada Almada Putra, ternyata gara-gara hal yang sepele.

Aldama kepergok masuk kampus naik motor tidak pakai helm, sekitar pukul 21.00 Wita, Minggu (3/2/2019).

Saat itu, Aldama baru saja pulang setelah izin bermalam di luar (IBL). Izin yang sering dilakukan jika taruna nginap di rumah orang tua atau keluarga.

Tak Ada Dendam

Polisi memastikan tidak ada unsur dendam dalam kejadian itu. Perlakuan para senior ke Aldama hanya reaksi spontan setelah melihat yunior melakukan pelanggaran.

Setelah anaknya meninggal dunia dengan sekujur tubuh lebam, Pelda Daniel mengaku menerima curahan hati (curhat) dari teman seangakatan Aldama.

Menurut ayahnya, Aldama hampir tiap hari menerima perlakukan kasar dari seniornya di kampus.

Baca: Keluarga Histeris Saat Aldama Taruna ATKP Makassar Dimakamkan di Maros

Baca: Medsos Aldama Putra Dibanjiri Ucapan Duka, Keluarga Mengaku Dibohongi Pihak ATKP, Ini Wajah Pelaku

Statusnya sebagai ketua angakatan membuat Aldama kadang harus menanggung kesalahan salah seorang mahasiswa seangkatannya.

"Ada temannya jadi tempat curhat, katanya setiap hari ia dipukuli oleh senior-seniornya,” jelas Pelda Daniel di rumah duka kepada tribun-timur.com, Selasa (5/2/2019) malam.

“Dalam satu hari, (Aldama) dipanggil (seniornya) untuk dipukul lagi, bahkan kalau ada temannya didapat merokok atau belanja, dia yang dipanggil dan dipukul,” lanjut Daniel, ayahnya.

“Jadi dia cerita kalau dalam satu hari tidak dapat pukulan syukur sekali mi katanya," jelasnya.

Gegara Helm

Melihat Aldama masuk areal kampus naik motor tidak memakain helm, Rusdi cs bertindak.

Begini penuturan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo saat rilis kasus pembunuhan ini di Mapolrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019) sore.

Baca: Viral ATKP Pembunuh, Gegara Helm, Aldama Tewas di Tangan Senior di ATKP Makassar! Tersangka Baru?

Baca: Kronologi Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior, Banyak Luka, Pengakuan Sang Ayah

"Korban langsung dipanggil oleh seniornya untuk segera masuk ke dalam asrama Alfa Barak/ kamar Bravo 6 untuk menghadap. Korban diperintahkan melakukan sikap taubat,” kata Wahyu.

“Sikap taubatnya itu berupa, kedua kaki dilebarkan, badan membungkuk ke depan dan kepala sebagai tumpuhan ke lantai,” ujar Kombes Dwi menambahkan.

“Kedua tangan berada di pinggang belakang, Lalu sang senior melakukan tindakan kekerasan terhadap korban,” lanjutnya.

Tim penyidik Reskrim Polrestabes menyita beberapa barang bukti, diantaranya, pakaian korban, minyak angin, gelas plastik, dan penutup botol plastik.

Salah satu penyidik reskrim yang enggan disebut namanya mengungkapkan, bukti tutup botol yang disita digunakan tersangka untuk menganiaya korban saat terjatuh.

"Jadi ini tutup botol pada bagian dalam diletakkan di lantai baru jidatnya korban ditempelkan, baru setelah itu tersangka menginjak kepalanya," katanya.

Lakukan Pengembangan

Kombes Wahyu juga memastikan, akan ada lagi tersangka baru dalam kasus ini. Karena penyidik reskrim masih terus lakukan pengembangan kasus.

Kombes Wahyu juga mengatakan, soal keterangan pihak sekolah ATKP yang menyebutkan korban jatuh di kamar mandi terbantahkan dengan hasil otopsi.

"Ya kalau sudah seperti ini tidak benar soal keterangan dari kampus. Intinya hasil otopsi kami temukan luka yang menjurus ke kasus penganiayaan," ujar Wahyu.

Baca: Aldama Meninggal Dihajar Senior, ATKP Makassar: Kami Kehilangan

Baca: Pengasuh Taruna ATKP Tutupi Penyebab Kematian Aldama, Begini Kata Pelda Daniel

Awalnya pengasuh angkatan I mahasiswa ATKP menyampaikan ke ayah korban, Peltu Daniel bahwa anaknya kecelakaan tunggal, jatuh di kamar mandi.

Kabar itu diterima Daniel beberapa jam setelah dirinya mengantar Aldama ke kampusnya.

"Saya sementara piket, sekitar pukul 23.00 Wita saya mendapatkan informasi dari pengasuhnya bahwa ia jatuh di kamar mandi patah tulang. Saya langsung berangkat ke sana sambil berpikir dimana cari tukang urut," jelas Daniel.

Setibanya disana, ia langsung dipeluk oleh pengasuh dan memberitahukan bahwa anaknya tersebut sudah meninggal dunia karena jatuh di kamar mandi.

Setelah mendapatkan kabar tersebut, Daniel langsung menuju kamar jenazah untuk melihat kondisi anak kesayangannya itu.

Ada Kejanggalan

Ayah Aldama, Daniel menemukan ada kejanggalan dalam kematian anaknya. Sebab, ada luka di kepala dan badan korban.

"Saya periksa semua badannya, ada luka-luka di kepalanya, jidatnya, sama luka memar di perut dan tangannya," kata Daniel.

“Saya berfikir tidak wajar kematian anak saya. Namun pihak ATKP mengatakan anak saya jatuh di kamar mandi,” lanjutnya.

Menurut Daniel, pada hari Sabtu (2/2/2019) pukul 21.00 Wita, Aldama dipanggil senior-seniornya untuk berkumpul dengan angkatannya di Antang, Makassar.

"Saya dengar anak saya mendapatkan telepon lalu dia bilang siap bang, siap bang," kata Daniel.

Baca: Aldama Tewas Dianiaya Senior ATKP Makassar, Pelda Daniel: Cukup Anak Saya Jadi Korban

Baca: Sebelum Tewas Dianiaya Senior Taruna ATKP, Aldama Hormat Patah-patah ke Ayahnya

“Dia minta izin ke saya dia mau ke Antang sama teman-teman lettingnya bersama senior-seniornya tapi saya larang. Karena dari rumah saya ke Antang kan jauh, jadi saya tidak izinkan

Keesokan harinya, Minggu (3/2/2019), Daniel kemudian mengantar putranya ke ATKP Makassar. Setelah dari mengantar Aldama, Daniel kemudian berangkat ke tempat kerjanya di bandara.(*)

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:

Follow juga akun instagram official Kami:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved