Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Transformasi Birokrasi: Dari Cepat Bertindak Menuju Cepat Berubah

Transformasi birokrasi yang diuraikan dalam materi “Leaders Talk” — People, Kinerja, Efisiensi, Etos Kerja, dan Result — mencerminkan paradigma baru

Editor: Sakinah Sudin
Humas Pemkab Takalar
TRANSFORMASI BIROKRASI TAKALAR - Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye (tengah) dan Camat Pattallassang/ASN Pemkab Takalar Bansuhari Said (kiri) dipotret beberapa waktu lalu. Konsep “TAKALAR CEPAT: Cepat berpikir, cepat bertindak, cepat hasilnya, bukan sekadar jargon birokrasi. 

Front End dan Back End: Dua Sisi Kinerja yang Tak Terpisah

Dalam paparan “Leaders Talk”, disebutkan peran front end (Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, RSUD, Capil, PTSP, DLHP) dan back end (seluruh perangkat daerah) dalam rantai pelayanan publik.

Ini sejalan dengan amanat UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik: tanggung jawab mutu pelayanan tidak berhenti di meja pelayanan, tetapi di seluruh sistem pendukungnya.

Cepat bukan berarti terburu-buru. “Cepat” yang diharapkan adalah birokrasi yang paham proses, menguasai teknologi, dan mampu memecahkan masalah tanpa birokratisasi yang berlapis.

Dari Slogan ke Sistem

Pertanyaan kritisnya adalah apakah “TAKALAR CEPAT” akan berhenti sebagai slogan atau berkembang menjadi sistem manajemen kinerja yang terintegrasi? Di sinilah tantangan terbesar.

Tanpa governance framework yang kuat, indikator kinerja yang terukur, reward and punishment yang konsisten, serta keterlibatan publik dalam evaluasi, maka “cepat” hanya akan menjadi euforia sesaat.

Namun jika dijalankan serius, konsep ini berpotensi menjadi model reformasi mikro di level kabupaten.

Takalar bisa menjadi contoh bagaimana keterbatasan fiskal justru memacu efisiensi, bukan kelumpuhan birokrasi.

Spirit “Daeng Manye”

Dalam salah satu slide, tertulis kalimat sederhana namun penuh makna, “Untuk maju harus punya semangat, mau belajar, dan mau berubah.”

Kalimat ini layak menjadi roh birokrasi Takalar. Karena perubahan bukan soal kecepatan tangan, tapi kecepatan pikiran.

Dan transformasi birokrasi tidak diukur dari banyaknya kebijakan baru, tetapi dari berkurangnya alasan untuk tidak berubah. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved