Opini
Mendobrak Tembok Isolasi: Daeng Manye, Perjuangan Tanpa Henti untuk Setiap Jengkal Tanah Takalar
Ir. Mohammad Firdaus Dg. Manye, dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Desa di Jakarta
Imran Juna
Kepsek SDN 11 Bontosanra Takalar
KISAH perjuangan Bupati Takalar, Ir. Mohammad Firdaus Dg. Manye, dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Desa di Jakarta merupakan representasi nyata dari seorang pemimpin daerah yang tak kenal lelah dan berpegang teguh pada komitmen moral.
Di tengah keterbatasan anggaran daerah, yang merupakan kendala klasik, Daeng Manye tidak memilih jalan pasrah. Sebaliknya, ia memilih jalur perjuangan langsung, membawa "fakta-fakta lapangan" dari empat desa 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Kepulauan Tanakeke ke meja pusat kekuasaan.
Langkah ini menunjukkan sebuah kepemimpinan yang berorientasi pada hasil (outcome-driven leadership).
Bagi Daeng Manye, isolasi geografis dan status tertinggal harus dipecahkan dengan kebutuhan dasar: air bersih, listrik, dan internet. Ketiga elemen ini adalah kunci untuk mengangkat derajat hidup warga Takalar.
Tanpa listrik, anak-anak kesulitan belajar; tanpa air bersih, kesehatan masyarakat terancam; dan tanpa internet, desa akan terputus dari arus informasi dan ekonomi digital.
Keberanian Bupati Firdaus "mengetuk pintu" kementerian dan merumuskan rencana tindak lanjut yang terstruktur, mulai dari validasi data hingga perencanaan teknis yang spesifik membuktikan bahwa kerja kerasnya melampaui retorika.
Ini adalah kerja nyata seorang pemimpin yang bertekad memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat bukan lagi kemewahan, tetapi hak yang segera terwujud.
Perjuangannya ini menjadi inspirasi bagi daerah lain: bahwa kemajuan desa-desa 3T adalah cerminan martabat bangsa.
Baca juga: Bukan Rapat Biasa, Ini Strategi Cerdas Daeng Manye Mencari The Next Top Leader di Takalar
I. Visi Keseimbangan: Pertumbuhan Ekonomi dan Keadilan Geografis
Selama ini, pembangunan seringkali hanya terpusat di wilayah yang mudah dijangkau (mainland).
Daeng Manye menunjukkan pemahaman mendalam bahwa mengangkat derajat hidup warga Takalar berarti harus mengikis ketidakadilan geografis.
Fokusnya pada tiga kebutuhan dasar di Kepulauan Tanakeke adalah langkah bijak yang holistik:
• Air Bersih dan Listrik: Membuka pintu bagi kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, serta mendorong kegiatan ekonomi yang sebelumnya terhenti di malam hari.
• Internet: Mengakhiri isolasi digital, menghubungkan nelayan dan pengusaha kecil di Tanakeke langsung ke pasar dan informasi nasional, yang merupakan kunci akselerasi di era modern.
Kepemimpinan Daeng Manye menunjukkan visi yang seimbang: ia tidak hanya gencar mencari investor untuk pertumbuhan ekonomi di pusat, tetapi juga konsisten mencurahkan daya dan upaya demi mengangkat derajat hidup warga di wilayah 3T.
Inilah yang membedakannya—komitmen untuk memastikan pemerataan pembangunan menyentuh wilayah yang paling rentan.
Kepulauan Tanakeke, yang kaya akan sumber daya laut, budidaya ikan, dan rumput laut, adalah aset ekonomi yang krusial bagi Takalar.
Namun, potensi ini selama ini terbelenggu karena luput dari perhatian dalam hal akses kebutuhan dasar.
Tindakan Bupati Firdaus membuktikan bahwa kepemimpinannya tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi agregat, tetapi pada pemerataan yang menyentuh warga di garda terluar.
II. Aksi Realistis Melawan Keterbatasan Anggaran
Daeng Manye secara efektif menjadikan keterbatasan anggaran daerah sebagai argumen strategis untuk mendesak sinergi penuh dari pemerintah pusat.
Ini adalah manuver cerdas: mengakui kendala lokal sambil menempatkan isu 3T sebagai tanggung jawab nasional yang harus diatasi bersama.
Pengakuan Bupati Firdaus mengenai keterbatasan anggaran daerah adalah hal yang realistis dan bertanggung jawab.
Daripada berdiam diri karena hambatan fiskal, beliau justru mengambil inisiatif untuk melobi langsung Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan kecerdasan strategis:
1. Bergerak Multi-Arah: Di satu sisi, beliau aktif mencari investor untuk menggerakkan mesin ekonomi; di sisi lain, beliau tidak melupakan "utang" pembangunan pada daerah yang sulit.
2. Solusi Komprehensif: Dengan menggandeng Wamendes, beliau memastikan bahwa persoalan desa 3T yang kompleks dapat diselesaikan melalui skema percepatan program yang didukung anggaran dan sumber daya dari pusat.
Perjuangan Bupati Firdaus melawan keterbatasan anggaran daerah yang dilanjutkan dengan lobi ke Pemerintah Pusat adalah aksi nyata yang menanamkan optimisme kepada masyarakat.
Beliau membangun pola pikir optimistis bahwa kendala anggaran harus dijawab dengan langkah cerdas dan perjuangan tanpa henti.
Energi Dukungan untuk Sang Pejuang
Pesan moralnya jelas: hanya dengan bergerak dan berjuang, kita baru bisa memperoleh hasil.
Ini adalah inspirasi bagi masyarakat Takalar agar tidak pasrah pada keadaan geografis, melainkan bangkit bersama pemimpinnya untuk meraih hak fasilitas dasar.
Daeng Manye, di balik gelar dan jabatannya, adalah manusia biasa yang energinya juga terbatas.
Perjuangan melawan ketimpangan, apalagi yang sudah mengakar lama, butuh kekuatan ekstra. Maka, sudah saatnya kita sebagai warga Takalar, dari ujung gunung hingga pesisir Tanakeke, menyuntikkan energi dukungan penuh pada beliau. Beliau tidak bisa menyelesaikan ini sendiri.
Setiap dukungan, setiap peran serta, adalah bahan bakar bagi beliau untuk terus berjuang di tingkat nasional.
Mari kita doakan dan kuatkan Bapak Bupati kita. Karena perjuangan Daeng Manye hari ini di Jakarta, adalah jaminan kehidupan yang lebih layak dan masa depan yang lebih cerah bagi anak cucu kita di Takalar kelak.
Semoga sehat dan kuat selalu!(*)
| Hapus Roblox dari Gawai Anak: Seruan Kewaspadaan di Tengah Ancaman Dunia Virtual |   | 
|---|
| Desentralisasi Kehilangan Nafas: Ketika Uang Daerah Mengendap |   | 
|---|
| Membedah Proses Kreatif Menulis KH Masrur Makmur |   | 
|---|
| Transformasi Unhas, Melawan Kebencian dan Irasional |   | 
|---|
| Spirit Resolusi Jihad dan Santri Indonesia: Dari Medan Perang ke Medan Peradaban |   | 
|---|

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											 
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.