Opini
Ketika Negara Memberi Trauma
Penyebab maraknya kasus bunuh diri berkorelasi dengan tingginya angka kejadian gangguan mental.
Maraknya fenomena bunuh diri yang merefleksikan maraknya gangguan mental yang terjadi.
Hal ini bukan sekedar masalah pribadi melainkan tentang bagaimana negara ini dijalankan.
Ketika negara gagal memberikan kesejahteraan dimana lapangan pekerjaan sulit, urusan birokrasi yang berbelit hingga pajak yang mencekik itu bisa membuat warga merasa tertekan.
Bukan hanya dalam aspek ekonomi saja, bila negara gagal menciptakan keadilan, marak kriminalitas dan kesenjangan sosial, maka hal itupun menjadi faktor rakyat bisa frustasi.
Walhasil trauma tercipta bukan sekedar karena pengalaman katastrofik melainkan kegagalan negara yang sifatnya sistematik. Negara yang seharusnya jadi tempat berpijak, malah menjadi beban di pundak.
Sistem Kapitalisme Merusak Mental Manusia
Potret negara seperti itu rentan dialami oleh negara dengan prinsip ideologi sekularisme kapitalisme.
Dalam sekularisme prinsip pemisahan antara agama dan kehidupan menjadikan masyarakat tumbuh dengan mengerdilkan aturan-aturan Tuhan.
Persoalan agama hanya diambil dalam ranah ibadah ritual, sedangkan dalam persoalan kehidupan, ajaran agama ditinggal.
Ini menjadikan manusia ketika ditimpa cobaan atau tekanan akan mudah goyah dan menyerah.
Terlebih dalam pandangan sekularisme kebahagiaan dimaknai sekadar untuk mendapatkan materi, sehingga bila seseorang kurang dari sisi ekonomi akan menjadikannya merasa sengsara, dia akan luput mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup yang selanjutnya membuatnya rentan mengalami gangguan kesehatan mental.
Potret Negara Islam Menjaga Kesehatan Mental
Di era Khilafah Harun Ar-Rasyid sekitar anak ke 9 Masehi, telah didirikan Bimaristan sebuah Rumah Sakit menyediakan layanan rawat inap untuk pasien dengan gangguan jiwa.
Begitu pula Bimaristan al-Qalawun yang didirikan tahun 1284 M di Kairo fasilitas kesehatan jiwanya dilengkapi dengan musik terapi, taman, dan air mancur untuk menenangkan pasien.
Fasilitas RS yang disediakan oleh negara tanpa memungut bayaran dari pasien.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/TRIBUN-OPINI-drRatih-Paradini-Dokter-Penulis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.