Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Bambu Runcing ke Ujung Jari Perjuangan Generasi Digital

Pada masa penjajahan, senjata bambu runcing menjadi simbol semangat juang rakyat Indonesia dalam melawan para penjajah.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
TRIBUN OPINI - DR.Ir. A. Muhammad Syafar Paluturi., A.Md., S.T., M.T., IPM Dosen Teknik Informatika UIN Alauddin Makassar. Syafar penulis opini Bambu Runcing ke Ujung Jari Perjuangan Generasi Digital. 

Senjata ujung jari ini memungkinkan kita untuk berperang dengan informasi, menyaring fakta dari kebohongan, dan membentuk narasi yang mendukung kemajuan dan kebaikan bersama.

Seiring dengan semakin masifnya dunia digital, tantangan yang kita hadapi jauh lebih kompleks.

Tidak hanya melawan musuh yang jelas, kita juga harus berhadapan dengan berbagai tantangan yang muncul dari kabut informasi.

Hoaks, misinformasi, dan ketidakadilan sosial yang beredar di dunia maya menjadi tantangan utama yang perlu kita perangi.

Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan senjata digital kita.

Tidak hanya untuk berselancar di dunia maya atau bermain game, tetapi untuk memperjuangkan hak-hak sosial dan politik.

Melalui media sosial, kita memiliki kesempatan untuk menyuarakan isu-isu penting, menggerakkan perubahan sosial, dan bahkan mempengaruhi opini publik.

Salah satu cara terbaik untuk menggunakan senjata ujung jari ini adalah dengan mengangkat isu-isu yang selama ini terabaikan.

Misalnya, melalui platform seperti Twitter, Facebook, atau TikTok, kita dapat menyebarkan pesan-pesan yang mendidik, membangun kesadaran publik tentang pentingnya menjaga lingkungan, atau bahkan mengkampanyekan keadilan sosial.

Namun, kemampuan besar ini datang dengan tanggung jawab yang juga besar.

Dengan begitu banyaknya informasi yang beredar, kita harus bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, dan memastikan bahwa kita tidak ikut menyebarkan kebohongan atau merusak keharmonisan sosial.

Generasi muda Indonesia, yang kini menjadi generasi yang sangat terbiasa dengan dunia digital, adalah kekuatan besar dalam perlawanan ini.

Mereka adalah para pahlawan digital yang menggunakan teknologi untuk menyuarakan hak-hak manusia, memperjuangkan keadilan, dan menginspirasi perubahan.

Mereka bisa menggunakan media sosial untuk membantu yang terpinggirkan, membagikan informasi yang penting, dan menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.

Dalam hal ini, mereka adalah pahlawan digital yang tak kalah pentingnya dibandingkan pahlawan fisik di masa lalu.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved