Opini
Coretan Sumpah Pemuda Yamin
Rangkaian kata mewujud kalimat itu, bukanlah jampi-jampi, juga bukan mantra.
Editor:
Sudirman
Ist
OPINI - Armin Mustamin Toputiri Founder dan Ceo Toaccae Institute. Armin salah satu penulis opini Tribun Timur.
Keabadian memang bukan datang dari niat untuk keabadian. Keabadaian datang justru dari ketidakabadian.
Rumusan Sumpah Pemuda dituliskan misalnya, bukanlah sumpah “serapah” pemuda, yang didasari emosi pada kaum penjajah yang menindas.
Bukan dengan kepalan tangan --- seperti belakangan divisualisasikan tentang identitas pemuda --- tapi ia datang dengan coretan tangan.
Bukan demonstrasi, tapi diplomasi. Tidak untuk jangka pendek, tapi untuk jangka panjang, seperti dipesankan dalam bait (salah satu) sajaknya.
Adapun kami anak sekarang/ Mari berjerih berbanting tulang/ Menjaga kemegahan janganlah hilang/ Supaya lepas ke padang yang bebas/ Sebagai poyangku masa dahulu/ Karena bangsaku dalam hatiku / Turunan Indonesia darah Melayu

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.