Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Menyemai Kembali Sumpah Pemuda

Muara tersebut ialah membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Alfitra Mappunna Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum UI. Alfitra merupakan penulis Opini Tribun Timur. 

Oleh: Alfitra Mappunna

Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum UI

TRIBUN-TIMUR.COM - INDONESIA adalah bangsa yang besar dengan rentetan sejarah peradaban adi luhung. Perjalanan yang diramu dari perselisihan pemikiran dan benturan pemahaman, hingga lahirnya penjernihan akademik tentang semangat kebangsaan yang satu.

Sejarah telah bercerita kepada kita bahwa puncak perjuangan bangsa Indonesia melalui upaya pengorbanan harta benda, darah, dan jiwa akhirnya bermuara.

Muara tersebut ialah membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah.

Rekam jejak 97 tahun yang lalu, para pemuda dari berbagai penjuru nusantara bersatu dalam momentum semangat yang melampaui sekat-sekat suku, bahasa, dan wilayah.

Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 bukan sekadar ikrar, melainkan bukti manifestasi dari semua untuk semua dalam rangka menjadikan Indonesia satu Tanah Air, satu Bangsa, dan satu Bahasa.

Memahami semangat Sumpah Pemuda adalah wujud kesadaran kolektif tentang pentingnya berdaya melalui pengetahuan dan gagasan kemajuan.

Membaca Ulang Sumpah Pemuda

Gerakan pemuda lahir dari keresahan dan tekad menghadirkan persatuan sebagai suatu bangsa.

Mereka adalah kaum intelegensia yang sadar terhadap nasib dan kondisi bangsanya yang terjajah kala itu. Sumpah Pemuda bukan sekadar deklarasi simbolis tentang persatuan bangsa.

Lebih dari itu, ia merupakan fondasi ideologis yang menegaskan embrio kebangsaan Indonesia, jauh sebelum proklamasi dikumandangkan.

Peristiwa yang menorehkan janji kolektif kaum muda untuk mewujudkan bangsa merdeka, adil, dan berdaulat.

Namun, janji itu belum tuntas sampai melahirkan tatanan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Bonus demografi sebagai tantangan masa depan bangsa dapat kita potret bukan hanya sekadar peluang ekonomi, melainkan ujian sejarah yang menanti. Namun, bonus demografi tidak serta merta menjadi hadiah yang datang begitu saja.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved