Opini Bachtiar Adnan Kusuma
Pelangi di Negeri Santri
Ibarat Ibnu Batutah pengelana dunia pada abad ke-14 yang menaklukkan 44 negara selama 29 tahun dengan durasi waktu perjalanan 120.700
Oleh : Bachtiar Adnan Kusuma
Ketua Forum Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP Perpustakaan Nasional
TRIBUN-TIMUR,COM - Berkaca Kepada Santri Ulama yang Menulis Buku, K.H. Masrur, A.S.Chaidir Syam, Anregurutta Prof. H.M Faried Wadjedy.
Apa yang menarik dari Hari Santri Nasional, pada Rabu 22 Okotober 2025?
Bagi penulis momentun yang sangat istimewa, selain berisi Workshop Literasi Santri Berbasis Digital yang digelar Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Shohwatul Is’ad Kabupaten Pangkep, juga karena menghadirkan Pembicara santri ulama yang juga pengusaha dan penulis Indonesia, adalah Pendiri Pondok Pesantren Moderen Islam Shohwatul Is'ad Dr KH Masrur Makmur Latanro MPdI.
KH Masrur yang telah menulis puluhan buku, menyampaikan bahwa penguatan literasi tidak hanya menjadi kebutuhan pendidikan, tetapi bentuk perlawanan terhadap stagnasi berpikir dan keterbelakangan umat.
“Literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis, melainkan manifestasi dari jihad intelektual. Pesantren harus menjadi pusat lahirnya pemikir-pemikir Islam yang mencerahkan umat melalui karya-karya ilmiah dan sastra," kata Dr KH Masrur Makmur Latanro MPdI di depan ratusan santri, santriwati PPM Shohwatul Is'ad disaksikan seluruh guru-guru, kepala sekolah, Direktur Ponpes PPMI Shohwatul Is’ad Syamsuddin dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pangkep Muhiddin.
Menurut KHMasrur, menulis adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari santri dan ulama. Para santri dan ulama telah menjadi figur sentral yang memiliki kemampuan menulis yang piawai.
"Dengan karya tulisan para ulama kita sesungguhnya telah mewariskan budaya intelektual tinggi berbasis pesantren yang tetap dikenang sampai kapanpun" kata Penulis buku Balancing of Life dan Pelangi di Negeri Awan ini.
Dalam sesi yang menggugah, KHMasrur juga membagikan buku karyanya kepada setiap peserta yang bertanya plus menjawab pertanyaan yang diajukannya.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Pangkep melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pangkep memberi penghargaan kepada Dr.K.H.Masrur Makmur Latanro atas dukunnya ikut serta membentuk ekosistem literasi melalui Pondok Pesantren Shohwatul Is'ad," kata Muhiddin sesaat sebelum menyerahkan penghargaan kepada Dr KH Masrur.
Pembicara berikutnya, penulis didapuk, menekankan urgensi menjadikan santri sebagai bagian dari ekosistem penguatan literasi yang produktif dan berdaya saing.
“Santri memiliki potensi besar menjadi penulis hebat. Namun, menulis itu lahir dari kebiasaan membaca yang tekun dan punya keberanian berpikir kritis. Pesantren harus menjadi kawah candradimuka literasi bangsa,” ujar Bachtiar.
Dr KH Masrur, adalah seorang pengelana ilmu yang telah berkeliling dunia sembari menuliskan kisah perjalanannya. Ibarat Ibnu Batutah pengelana dunia pada abad ke-14 yang menaklukkan 44 negara selama 29 tahun dengan durasi waktu perjalanan 120.700 telah menulis buku" Rihlah Ibnu Batutah". Demikian pula K.H.Masrur telah menulis kisah perjalanannya ke berbagai negara dalam bukunya" Balancing of Life".
Karena itu, Dr KH Masrur seorang ulama, pendidik, pengusaha yang memiliki kecakapan tinggi menulis buku di tengah kurangnya akses buku-buku berbasis inspiratif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/2025-10-13-Bachtiar-Adnan-Kusuma.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.