Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar PPP

Ketua PPP Jakarta Blak-blakan Gus Rommy Tawarkan Partai ke Amran, Dudung, dan Gus Iful

Saiful Rahmat Dasuki, Ketua DPW PPP Jakarta blak-blakan soal dinamika Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Editor: Muh Hasim Arfah
Youtube Zulfan Lindan
BLAK-BLAKAN PPP-Saiful Rahmat Dasuki, Ketua DPW PPP Jakarta dalam podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia dikutip tribun-timur.com, Jumat (3/10/2025). Ia blak-blakan soal dinamika Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP).  

Sejak era Reformasi, perolehan suara dan kursi PPP terus mengalami tren penurunan:

1999: PPP meraih sekitar 58 kursi DPR RI, menjadi salah satu partai menengah penting pasca jatuhnya Orde Baru.

2004: Kursi turun menjadi 58 kursi → 58 (sekitar 8,1 persen suara), kalah bersaing dengan partai baru berbasis Islam dan nasionalis.

2009: Hanya mendapat 39 kursi (5,3 persen ), tanda mulai tergerusnya basis tradisional.

2014: Turun lagi menjadi 39 kursi → 39 (6,5 persen ), masih bertahan di papan tengah meski dengan konflik internal.

2019: Merosot ke titik kritis, hanya 19 kursi DPR RI, dengan suara nasional 4,52 persen , nyaris tak lolos parliamentary threshold.

2024: PPP gagal total, tidak lolos ke Senayan untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Reformasi.

Kegagalan 2024 banyak dipengaruhi faktor diantaranya kehilangan figur petarung. 

Figur yang hilang diantaranya adalah mantan ketua umum DPP PPP Suharso Monoarfa, anggota komisi III DPR RI Arsul Sani. 

Paling kehilangan adalah Taj Yasin Maimoen yang tak masuk daftar caleg. 

Ia memilih maju senator DPD RI. 

Suaranya tembus 3 juta suara.  

Tren ini memperlihatkan bahwa konflik internal dan lemahnya figur populer membuat PPP kehilangan daya tarik, terutama di kalangan pemilih muda Muslim.(*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved