Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Asal Mula Lahirnya Dana Abadi Pendidikan LPDP, Ternyata Digagas Putra Sulsel

Dwi Larso mengenang pemerintah awalnya mengalokasikan sekitar Rp1 triliun jumlah yang relatif kecil namun visioner

Editor: Ari Maryadi
DPD
BEASISWA LPDP - Direktur Beasiswa LPDP, Ir. Dwi Larso, MSIE, Ph.D, bersama Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung dalam forum Executive Brief bertema “Optimalisasi Pemerataan Pendidikan: Beasiswa KIP Kuliah, LPDP, dan PIP Menuju Indonesia Emas 2045” di DPD RI, Senin (29/9). Dwi Larso mengenang dana abadi LPDP dulu digagas Tamsil Linrung di Banggar. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Asal mula lahirnya dana abadi pendidikan ternyata digagas Wakil Ketua Badan Anggaran pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Panggagasnya Tamsil Linrung. Saat itu Tamsil menjabat Wakil Ketua Banggar mewakili Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hal itu diungkapkan Direktur Beasiswa LPDP, Ir. Dwi Larso, MSIE, Ph.D, dalam forum Executive Brief bertema “Optimalisasi Pemerataan Pendidikan: Beasiswa KIP Kuliah, LPDP, dan PIP Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar DPD RI, Senin (29/9).

Dwi Larso mengenang pemerintah awalnya mengalokasikan sekitar Rp1 triliun.

Jumlah yang relatif kecil namun visioner.

“Pak Tamsil termasuk yang menginisiasi lahirnya dana abadi pendidikan. Dari angka yang relatif kecil pada awalnya, kini berkembang pesat bahkan menjadi Rp154 triliun. Saya sungguh merasa terharu melihat bagaimana gagasan itu tumbuh dan menjadi salah satu pilar penting dalam pembiayaan pendidikan nasional,” ujar Dwi Larso.

Dwi Larso menilai LPDP sebagai instrumen yang lahir dari keberanian visi politik dan perencanaan jangka panjang.

Tanpa adanya gagasan tersebut, Indonesia mungkin tidak akan memiliki mekanisme pembiayaan pendidikan yang stabil dan berkelanjutan seperti hari ini. 

Dwi Larso mengakui peran Tamsil Linrung sebagai catatan penting dari sejarah LPDP.

Ia menegaskan, bahwa apresiasinya kepada Tamsil Linrung bukan sekadar pengakuan formal, melainkan penghargaan yang lahir dari kesadaran akan nilai historis gagasan tersebut. 

Ia mengaku terharu karena gagasan yang lahir lebih dari satu dekade lalu kini telah berkembang melampaui ekspektasi awal. 

“Jarang ada kebijakan yang mampu bertahan dan berkembang hingga sebesar ini," kata Dwi Larso.

Dwi Larso melanjutkan, LPDP menjadi bukti bahwa visi jangka panjang dapat benar-benar diwujudkan bila dikawal dengan konsistensi.

"Saya sangat menghargai peran Pak Tamsil karena berkat gagasan itu ribuan anak bangsa bisa belajar hingga jenjang S2 dan S3. Mereka kini menjadi aset penting bagi Indonesia,” ujarnya.

LPDP kini menjelma sebagai beasiswa primadona.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved