UMI Dorong Petani dan Ibu Rumah Tangga di Waelawi Lutra Masuk Ekonomi Digital
Mereka didukung 20 mahasiswa UMI dari Program Studi Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen FEB, dan Kesehatan Masyarakat.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Program Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) mendorong petani dan ibu rumah tangga di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) masuk dalam ekonomi digital.
Salah satu yang dilakukan dengan menghadirkan program bertajuk “Revitalisasi Agroindustri Sagu Luwu Utara melalui Inovasi Produk dan Digitalisasi e-SagooCraft untuk Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kelompok Tani dan KeDas Waelawi.”
Program ini mendapat dukungan Hibah DPPM Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (DPPM Kemdiktisaintek).
Kegiatan terpusat di Desa Waelawi, sebuah desa pesisir yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani sagu dan beradadi kawasan rawan banjir akibat kedekatannya dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong.
Di desa ini, sagu menjadi komoditas utama, namun selama ini pengolahannya masih tradisional dan nilai tambah produk yang dihasilkan relatif rendah.
Program yang berlangsung September hingga November 2025 ini dilaksanakan tim dosen UMI yang terdiri atas ketua Dewi Widyawati, serta anggota Mardiyyah Hasnawi, Hajrah Mansyur, dan Yusriani.
Mereka didukung 20 mahasiswa UMI dari Program Studi Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen FEB, dan Kesehatan Masyarakat.
Mahasiswa ini terlibat dalam sosialisasi, pelatihan, pendampingan teknis, hingga penguatan literasi digital dan pemasaran online.
Mitra program terdiri atas dua kelompok utama, Kelompok Tani Sagu Waelawi sebagai mitra produktif, beranggotakan 20 petani dengan luas lahan sekitar 12 hektar.
Selama ini mereka masih mengolah sagu secara manual dan hanya menghasilkan tepung sagu mentah dengan kapasitas 50 hingga 80 Kg per minggu.
Ada juga Kelompok Dasawisma (KeDas) Waelawi sebagai mitra nonproduktif, beranggotakan 20 ibu rumah tangga yang sebelumnya belum memiliki kegiatan ekonomi terstruktur dan belum terlibat dalam pengolahan sagu maupun pemasaran digital.
“Program ini menjawab Musrenbang kami,” kata Kepala Desa Waelawi, Ir Tasran, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).
Melalui program ini, tim PM-BEM UMI menghadirkan intervensi dari hulu hingga hilir, mulai dari produksi, manajemen usaha, hingga pemasaran/digitalisasi.
Pada aspek produksi, tim memperkenalkan alat bantu semi-modern seperti parut motorik, pengering tray/solar dome, dan press untuk mempercepat proses pengolahan sagu, meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus memperbaiki mutudan higienitas.
Petani juga dilatih menerapkan SOP sanitasipangan, sehingga proses pengolahan tidak lagi dilakukan di area terbuka tanpa standar kebersihan.
| FLC 2025 Regional III di UMI, Stella Christie Ajak Mahasiswa Berpikir Penuh Analisis |
|
|---|
| Mahasiswa UMI Kunjungi Tribun Timur, Belajar Langsung Dunia Jurnalistik |
|
|---|
| UMI Makassar Masuk Kampus Terbaik Prodi S1 Teknik Industri |
|
|---|
| Musim Pancaroba, Guru Besar FKM UMI Prof Andi Rizki Amelia: Waspadai Penyakit Menular |
|
|---|
| UMI dan Era Kampus Berdampak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Tim-PM-BEM-UMI-berfoto-bersama-usai-melakukan-pengabdian-di-Desa-Waelawi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.