Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penculikan Bilqis

Sosiolog Unismuh Hadi: Penculikan Bilqis Menyingkap Wajah Baru Kejahatan

Keluarga modern yang sibuk, masyarakat yang sibuk dengan gawai, dan negara yang masih gagap menjaga warganya yang paling rentan

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
DOSEN SOSIOLOGI - Hadisaputra, Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. 

Di sinilah modal sosial bekerja di ruang digital.

Kepercayaan, jaringan, dan empati yang dulu lahir dari tatap muka kini bertransformasi menjadi energi kolektif virtual.  

Meski tetap harus dicatat, kasus ini juga menyingkap wajah baru kejahatan, yaitu jaringan perdagangan anak yang memanfaatkan platform daring.

Dunia digital menyediakan topeng anonim bagi pelaku dan memperluas jangkauan mereka lintas provinsi.

Di sinilah kejahatan berubah menjadi jaringan ekonomi gelap, beroperasi dengan efisiensi kapitalisme, namun tanpa nurani.  

Sementara itu, dari sudut sosiologi hukum, tragedi Bilqis menantang efektivitas kebijakan publik.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang memang sudah ada, tetapi hukum sering kalah cepat dari modus kejahatan.

Hukum tanpa moral publik hanyalah teks beku, ia butuh dukungan kesadaran sosial agar hidup dan efektif.

Artinya, perlindungan anak tidak cukup dengan hukuman berat, ia menuntut perubahan budaya, penguatan empati, dan partisipasi kolektif.

Kasus Bilqis mengajarkan bahwa keamanan anak bukan sekadar urusan keluarga atau polisi, melainkan urusan seluruh masyarakat.

Di taman, di sekolah, di media sosial, setiap kita adalah penjaga yang mungkin tidak sadar sedang memegang peran penting.

"Di tengah dunia yang serba cepat dan digital, kita ditantang untuk menata ulang makna “menjaga”, bukan dengan kecurigaan, tapi dengan kehadiran. Karena dalam masyarakat yang saling memperhatikan, anak-anak tak akan mudah hilang, bahkan di tengah hiruk pikuk dunia yang nyaris tanpa batas," kata Hadi.

Rekomendasi Sosiologis

Pertama, keluarga sebagai institusi pertama wajib meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan.

Orang tua perlu diberdayakan dengan edukasi parenting modern yang menekankan aspek keamanan. 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved