Lurah Batua Ajak RT RW Kolaborasi Bersihkan dan Amankan Lingkungan

TRIBUN-TIMUR.COM - Lurah Batua yang baru dilantik, Taufiq, mengajak seluruh perangkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) untuk memperkuat kolaborasi dalam menjalankan program-program prioritas dari Pemerintah Kota Makassar.

Ajakan ini ia sampaikan dalam acara serah terima jabatan yang berlangsung di Kantor Kelurahan Batua, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kamis (2/10/2025).

Taufiq resmi menjabat sebagai Lurah Batua sejak 29 September 2025.

Dalam pidato perdananya sebagai lurah, ia menegaskan bahwa peran aktif RT dan RW sangat penting dalam menyukseskan visi dan misi Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dan Wakil Wali Kota, Aliyah Mustika Ilham.

“Semoga ke depan kita bisa berkolaborasi lebih kuat lagi, utamanya untuk menjalankan program prioritas Pak Wali, seperti kebersihan dan keamanan lingkungan,” ujar Taufiq

Menurut Taufiq, dua isu utama yang menjadi perhatian khusus dari Wali Kota adalah kebersihan lingkungan dan keamanan wilayah.

Karena itu, perangkat RT dan RW diminta untuk berada di garda terdepan dalam mengawal dua isu strategis tersebut.

Dalam hal kebersihan, RT RW diimbau untuk tidak hanya mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, tetapi juga mendorong edukasi terkait pengelolaan sampah rumah tangga.

Taufiq menekankan bahwa pengelolaan sampah harus diarahkan agar memiliki nilai tambah secara ekonomis.

“Kita ingin sampah tidak hanya dibuang, tapi juga bisa diolah menjadi barang yang bernilai. Itu perlu edukasi di tingkat warga dan dimulai dari RT/RW,” tegasnya.

Untuk urusan keamanan, ia menekankan pentingnya mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). Posko-posko ronda diharapkan kembali hidup dan menjadi pusat koordinasi keamanan warga di tingkat RT dan RW.

“PKS RT/RW harus siaga dan aktif. Posko-posko siskamling jangan dibiarkan kosong. Aktivitas malam hari harus dijaga,” lanjut Taufiq.

Sebagai pejabat baru, Taufiq menyatakan bahwa dirinya tidak ingin langsung mengambil banyak keputusan tanpa memahami kondisi lapangan.

Ia berkomitmen untuk banyak mendengar aspirasi dan masukan dari masyarakat, termasuk dari para Ketua RT dan RW, yang menurutnya paling memahami situasi nyata di lingkungan masing-masing.

“Saya datang bukan untuk sok tahu. Justru saya ingin belajar dulu, mendengar keluhan warga, mencatat apa yang harus dibenahi. Semua itu jadi dasar dalam menyusun langkah ke depan,” ujarnya.