Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kelompok Anarko Makassar Bakal Ditembak Gas Air Mata hingga Peluru Karet

Namun, jika demonstrasi mengarah ke anarkis, pihaknya akan mengambil tindakan tegas. Gelombang demonstrasi kabarnya masih akan berlangsung.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
UNJUK RASA – Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana saat ditemui usai  diskusi Forkopimda Makassar bersama organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dan kelompok suporter sepak bola pasca demonstrasi berujung pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar dan Kantor DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel)  di Dee Kopi Sawerigading, Jl Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulsel, Minggu (31/8/2025) malam. Arya Perdana bakal tindak tegas pengunjuk rasa anarkis. 

Ia mengaku waktu itu ada situasi tak terbendung dan tidak tertangani oleh polisi.

Pasalnya, jumlah personel saat itu hanya 200. Sedangkan massa aksi lebih banyak.

Hanya 200 personel diturunkan, rinciannya 100 personel di bawah Fly Over Jl Urip Sumoharjo, tepatnya di depan Showroom Toyota, 100 personel lain di DPRD Provinsi Sulsel.

Arya melanjutkan, ketika massa datang ke DPRD Sulsel, anggota kepolisian tak dilengkapi senjata, sehingga hanya menggunakan tameng.

Hal ini bentuk komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar tak menyakiti pengunjuk rasa.

Namun, situasi meningkat. Pihaknya tak ingin ada korban berikutnya. Personel polisi pun ditarik dari DPRD Sulsel untuk gabung ke Flyover Pos Lantas.

Itu pun, ungkap dia, polisi sudah dilempari batu dan bom molotov. Makanya, seluruh personel dikumpulkan di Showroom Toyota.

Ketika mendengar kabar di DPRD Kota Makassar ada massa aksi, tapi pihaknya tak bisa berangkat ke sana  karena massa mencegat polisi.

“Jadi targetnya sudah polisi. Jadi awal memang targetnya masalah PBB, masalah anggota DPR di Jakarta, tapi hari itu targetnya polisi,” tuturnya.

Perwira berpangkat tiga balok ini menambahkan, sweeping juga dilakukan mahasiswa di jalan. Ada kelompok-kelompok mencari polisi untuk diturunkan dan dikeroyok.

“Sehingga kami tidak bisa mengambil risiko itu, karena itu kami minta bantuan dari TNI,: lanjutnya.

Namun, waktu TNI dalam perjalanan kembali dihalangi kelompok-kelompok massa di depan Universitas Muslim Indonesia, Jl Urip Sumoharjo, depan Universitas Negeri Makassar, Jl AP Pettarani dan beberapa titik lain.

“Jadi tidak masuk karena dihalangi kelompok massa,” ungkapnya.

Arya pun menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya empat orang di Kantor DPRD Sulsel.

Pada pertemuan ini hadir Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Ketua DPRD Makassar Supratman, Dandim 1408/Letkol Inf Frangki Susanto dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Makassar Nauli Rahim Siregar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved