Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Pendekatan Deep Learning PAUD

Pendekatan Deep Learning dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan

|
Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
PENULIS OPINI - Ketua Jurusan PGPAUD FIP Universitas Negeri Makassar, Dr Muhammad Akil Musi SPd MPd. Dia menulis tentang pendekatan Deep Learning dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Dengan demikian, anak memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan terintegrasi.

Salah satu prinsip penting dalam penerapan Deep Learning di PAUD adalah pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan pembelajaran berbasis eksplorasi.

Melalui proyek, anak-anak terlibat dalam kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu, memungkinkan mereka mendalami sebuah tema.

Misalnya proyek “Mengenal Profesi”, di mana anak tidak hanya mengenal nama-nama profesi, tetapi juga mengamati pekerjaan melalui cerita, video, kunjungan kelas, bermain peran, dan membuat karya terkait profesi tersebut.

Guru kemudian meminta anak menceritakan kembali apa yang mereka pelajari untuk memproses pemahaman mereka secara mendalam.

Pendekatan Deep Learning juga sangat terkait dengan pembelajaran reflektif, yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan apa yang sudah mereka pelajari, rasakan, atau temukan selama bermain.

Refleksi pada anak usia dini biasanya dilakukan melalui cerita sederhana, diskusi kelompok kecil, menggambar, atau menunjukkan hasil karya.

Proses ini membantu memperkuat pemahaman anak dan membangun kemampuan komunikasi serta kesadaran diri (self-awareness).

Guru berperan penting dalam keberhasilan penerapan Deep Learning.

Guru harus peka terhadap minat anak, mengamati perilaku anak selama bermain, dan menyesuaikan aktivitas dengan kebutuhan perkembangan masing-masing anak.

Guru juga perlu menyiapkan lingkungan belajar yang kaya rangsangan, menyediakan bahan manipulatif, alat peraga, permainan terbuka (open-ended toys), dan sudut-sudut bermain yang memicu eksplorasi mendalam.

Lingkungan belajar yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan anak secara natural.

Selain itu, guru harus memberikan scaffolding, yaitu dukungan yang tepat saat anak membutuhkan bantuan untuk memahami konsep tertentu, namun tetap memberi ruang bagi anak untuk mandiri ketika mereka sudah mampu.

Scaffolding dalam Deep Learning bisa berupa pertanyaan pemandu, modeling, contoh sederhana, atau dorongan agar anak mencoba kembali.

Dengan cara ini, anak belajar tidak hanya bergantung pada instruksi, tetapi membangun pemahaman secara mandiri.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved