LPPM Unhas
Unhas Gelar Pelatihan OMSK Bagi Penyandang Disabilitas Netra di SLB Negeri 1 Parepare
peserta dilatih mempraktikkan situasi sehari-hari seperti mendaftar berobat di rumah sakit atau bertanya arah kampus, menyapa, hingga perkenalkan diri
Dalam pengantarnya, Andi Nurlela menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Unhas menuju kampus inklusif dan pemberdayaan kelompok disabilitas. Ia menjelaskan bahwa pelatihan OMSK diselenggarakan atas dukungan penuh LPPM Unhas sebagai bentuk nyata implementasi tri dharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Pelatihan OMSK ini kami selenggarakan atas dukungan LPPM Unhas. Program ini dirancang untuk memperkuat literasi inklusi dan mengubah paradigma masyarakat dari sikap kasihan menjadi sikap pemberdayaan. Kami ingin peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga rasa percaya diri untuk beraktivitas secara mandiri di sekolah maupun di ruang publik,” jelas Andi Nurlela.
Kegiatan dibuka Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Parepare, Faisal Syarif SPd MKes.
Dalam sambutannya, Faisal Syarif menyampaikan apresiasi mendalam kepada Unhas yang memilih sekolahnya sebagai lokasi pengabdian.
Menurut Faisal Syarif, SLB Negeri 1 Parepare merupakan satu-satunya sekolah luar biasa negeri di Kota Parepare dengan ragam layanan kebutuhan khusus.
Makanya, Pelatihan OMSK berbasis teknologi dan desain teknik sangat penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam mendukung kemandirian anak-anak disabilitas.
“Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Hasanuddin yang telah memilih sekolah kami sebagai lokasi pengabdian. Ini adalah kesempatan penting bagi siswa kami untuk belajar keterampilan baru yang mendukung kemandirian mereka. Kami berharap pelatihan ini menjadi awal kerja sama berkelanjutan, tidak hanya bagi tunanetra tetapi juga bagi anak-anak autistik yang jumlahnya semakin meningkat,” jelas Faisal Syarif.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengupayakan revitalisasi ruang keterampilan dari pemerintah pusat dan terus mengembangkan model layanan ramah difabel bekerja sama dengan berbagai instansi di Kota Parepare.
Usai pembukaan, tim pengabdian menyerahkan cenderamata kepada Kepala Sekolah dan DPD PERTUNI sebagai simbol apresiasi dan terima kasih atas dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini. Momen pemberian cenderamata ini berlangsung hangat dan menjadi tanda resmi dimulainya rangkaian kegiatan pelatihan OMSK.
Setelah pembukaan, Ida Arianti Said, Koordinator Kerelawanan Pusat Disabilitas Unhas, untuk memberikan gambaran mengenai layanan Pusat Disabilitas Unhas sekaligus sosialisasi jalur afirmasi mahasiswa disabilitas.
Dalam paparannya, Ida menjelaskan sejarah berdirinya Pusat Disabilitas Unhas sejak 2023 serta berbagai layanan yang diberikan kepada mahasiswa disabilitas, mulai dari penyediaan relawan pendamping, advokasi aksesibilitas, hingga pelatihan soft skills.
Ida Arianti Said juga menekankan bahwa Unhas menerima mahasiswa disabilitas tidak hanya melalui jalur afirmasi tetapi juga jalur umum dan mandiri, sehingga membuka peluang yang luas bagi lulusan SLB.
Informasi ini disambut antusias oleh guru dan siswa SLB yang tertarik melanjutkan pendidikan tinggi ke perguruan tinggi inklusif. Sosialisasi ini menjadi penting karena membuka wawasan peserta tentang peluang pendidikan yang ramah bagi penyandang disabilitas di tingkat perguruan tinggi.
Untuk memastikan efektivitas program, tim pengabdian melakukan pre-test sebelum hari pelaksanaan dan post-test setelah kegiatan.
Pre-test digunakan untuk memetakan pengetahuan dan keterampilan dasar peserta sebelum mengikuti pelatihan, sedangkan post-test bertujuan menilai peningkatan kemampuan mereka setelah mendapatkan materi.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.