Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Sanghadana Kathina 2569 TB/2025 M Dipadati Umat Buddha

175 umat Buddha Kota Makassar antusias mengikuti Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M, Minggu (26/10/2025) pagi.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Edi Sumardi
CITIZEN REPORTER/MIGUEL DHARMADJIE
SANGHADANA MASA KAHITNA - Sebanyak 175 umat Buddha Kota Makassar antusias mengikuti Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M, Minggu (26/10/2025) pagi. Kegiatan berlangsung khidmat di lantai empat gedung baru Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma), Makassar, dan diprakarsai oleh Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV). 

Ringkasan Berita:175 umat Buddha Kota Makassar antusias mengikuti Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M, Minggu (26/10/2025) pagi.
 
Masa Kathina dikenal sebagai momen berdana empat kebutuhan pokok bagi para Bhikkhu, yakni jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.
 

 

Miguel Dharmadjie, S.T., CPS ®️, CCDd®️

Penyuluh Agama Buddha Non-PNS Provinsi Sulsel

Melaporkan dari Makassar, Sulsel

SEBANYAK 175 umat Buddha Kota Makassar antusias mengikuti Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M, Minggu (26/10/2025) pagi.

Kegiatan berlangsung khidmat di lantai empat gedung baru Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma), Makassar, dan diprakarsai oleh Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV).

Masa Kathina dikenal sebagai momen berdana empat kebutuhan pokok bagi para Bhikkhu, yakni jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.

Tradisi ini merupakan salah satu dari empat hari besar umat Buddha, sebagai ungkapan rasa terima kasih atas bimbingan Dhamma selama masa vassa (retret musim hujan selama tiga bulan).

Tampak hadir lima Bhikkhu dari Sangha Theravada Indonesia (STI), di antaranya YM. Bhikkhu Appamatto Mahathera, Bhikkhu Siriratano Mahathera, PiyadhiroThera selaku Padesanayaka Sulsel, serta Bhikkhu Jayaseno dan Bhikkhu Attamedho.

Hadir pula Pembimas Buddha Sulsel, Sumarjo, S.Ag., M.M, yang turut memberikan dukungan dan apresiasi kepada umat.

Dalam khotbah Dhamma-nya, Bhikkhu Appamatto menjelaskan makna Sanghadana sebagai bentuk latihan kedermawanan yang tidak ditujukan kepada pribadi Bhikkhu, melainkan kepada Sangha secara keseluruhan.

“Berdana adalah latihan melepas, dasar bagi umat Buddha untuk menumbuhkan kebajikan. Tapi setelah itu, kita juga perlu melatih sila (moralitas) dan bhavana (pengembangan batin),” ujarnya.

Bhikkhu kelahiran Makassar itu juga mengingatkan pentingnya kesadaran terhadap enam indria manusia agar tidak mudah dikuasai perasaan, baik senang maupun benci.

“Dengan menyadari perasaan, kita bisa mengendalikan diri,” pesannya.

Suasana penuh bakti tampak di akhir acara.

Umat dari berbagai usia bergiliran mempersembahkan empat kebutuhan pokok kepada para Bhikkhu Sangha.

Perayaan ditutup dengan penguncaran paritta keberkahan, diiringi suasana damai dan haru di wajah umat yang hadir.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved