TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Sebagai salah satu kandidat yang digadang maju Pemilihan Gubernur Sulsel (Pilgub), Wali Kota Makassar Danny Pomanto mulai melakukan penjajakan secara diam-diam.
Komunikasi dengan elite partai politik terus dipupuk untuk mengeratkan hubungan satu sama lain.
Danny mengatakan, dalam kondisi seperti ini penjajakan masih harus dilakukan secara 'silent'.
Pernyataan sikap secara resmi untuk maju pada kontestasi Pilgub Sulsel juga masih terlalu dini untuk dilakukan.
"Kita lihat dulu (perkembangan politik) karena masih ada residu pileg dan pilpres. Ditambah dengan di MK, kalau residu ini sudah hilang baru kami akan menyatakan sikap," ucap Danny Pomanto diwawancara di kediamannya Jl Amirullah, Sabtu (30/3/2024) malam.
Komunikasi dengan partai politik dilakukan melalui media sosial (whatsapp), termasuk melakukan pertemuan tatap muka.
"Sudah (komunikasi) semua partai kita Komunikasi, baku WA. Komunikasi sebatas WA. Beberapa sudah ketemu tapi kan namanya kita penjajakan, sifatnya lebih silent," ungkapnya.
Selain itu, komunikasi dengan beberapa kepala daerah yang digadang maju Pilgub juga diakui sangat lancar.
Memang sejauh ini, sudah ada beberapa figur yang dipasangkan dengannya, salah satunya, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.
"Kepala daerah (juga) baku WA, tapi belum ada (berpaket) secara eksplisit, tapi silaturahmi lewat whatsapp selalu," katanya.
Menurut Danny, jika penjajakan dilakukan secara gamblang dan cepat memungkinkan hasil yang kurang efektif.
Ditambah lagi, untuk urusan usung mengusung dan koalisi partai menjadi ranah partai politik.
"Kalau pengalaman saya biasanya kalau kita jajaki sekarang itu tidak telalu efektif karena toh akhirnya nanti partai pendukung yang akan menyampaikan itu. Jadi biar porsi partai pendukung tentang kawin-mawin pasangan ini biasanya otoritas partai," ujannya.
Kendati demikian, Danny sangat bersukur namanya masuk dalam lima besar kandidat kuat Pilgub Sulsel.
Baca juga: PPP Dukung Indira Maju Pilwali Makassar, Danny Pomanto Berat: Saya Masih Butuh Ibu Mendampingi
Ini suatu kemajuan baginya, karena pada saat ingin maju Pilwali Makassar periode pertama, survei elektabilitasnya anjlok diangka 0,2 persen.