Partai Persatuan Pembangunan atau PPP mulai gelisah dengan melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI berdasarkan hasil real count KPU di Sirekap.
Bagaimana tidak, PSI terus menunjukan tren kenaikan hingga menyentuh angka 3 persen yang mendekati ambang batas parlemen yakni 4 persen.
Sementara itu PPP was-was sebab sempat mengalami penurunan presentase dari angka menyentuk 4 persen sempat turun ke angka 3 persen.
Jika PPP tak memenuhi syarat ambang batas parlemen, tentunya akan berimpilkasi pada Caleg DPR RI dari partai berlambang ka'bah itu.
Ini lantaran sejumlah calegnya sebenarnya secara perolehan suara mampu meraih kursi di beberapa dapil salah satunya di Dapil Sulsel.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut, ada anomali perolehan suara pada partai berlambang Ka'bah itu.
"Terkait dengan data sirekap KPU memang terjadi anomali khususnya di suara PPP," kata Baidowi saat dihubungi Tribunnews.com Minggu (3/3/2024).
Baidowi mencontohkan, pada tanggal 28 Februari, PPP memperoleh suara sebesar 3.058.000, namun sempat menurun menjadi 3.040.000.
"Sementara jumlah TPS yang masuk itu bertambah, kan harusnya jumlah suaranya bertambah bukan berkurang," ucap Awiek, sapaan akrabnya.
"Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar, sementara PPP bukan persentasenya, kalau persentase itu otomatis karena otomatis mengikuti suara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Awiek menyebut anomali ini menjadi peringatan bagi KPU untuk transparan.
Di sisi lain, Awiek mengajak seluruh kader PPP untuk terus menjaga perolehan suara.
"Bersarkan perhitungan internal kami PPP itu sudah lolos parliamentary threshold, sudah di atas 4 persen nerdasadjan data C1 hasil salinan yang masuk kepada kami," tandasnya.
Dalam catatan Tribunnews.com, Suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah hingga 230.361 suara per Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.