Oleh: Abdul Gafar
Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar
Kata prihatin ini tampil di banyak media yang tersebar di negeri kita. Kemunculannya, baik itu di media mainstream maupun media sosial.
Suara-suara keprihatinan dikumandangkan oleh berbagai unsur yang ada di dalam masyarakat, terutama kalangan kampus.
Ada keresahan melihat kondisi kekinian negeri yang berpenduduk sekitar 270-an juta jiwa.
Tampaknya negeri ini berada dalam situasi yang mulai ‘bergoyang’ diterpa badai yang menerjang secara sistematis dan terstruktur dengan baik.
Negeri ini tinggal menghitung hari saja, pesta besar akan dilangsungkan yakni PEMILU.
Akankah pesta itu berlangsung dalam suasaa aman, damai, dan jujur ? Sesuatu yang belum dapat kita ramalkan.
Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang dapat menggoncangkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita.
Asalkan semua proses berjalan sesuai mekanisme yang benar.
Jangan sampai menimbulkan rasa pilu yang mendalam di hati bangsa ini.
Jika kita membaca dari berbagai sumber berita, muncul rasa tidak percaya terhadap praktik-praktik kenegaraan.
Pelanggaran konstitusi berjalan di banyak sektor.
Terlihat nyata, tetapi tidak dapat diluruskan kembali ke jalan yang benar.
Ibarat bekendaraan di atas jalan tol dalam kecepatan tinggi sehingga cepat berlalu.