TRIBUN-TIMUR.COM-Mukhtar Tompo, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI ) dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 1.
Dapil ini meliputi Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar.
Dapil semakin mengukuhkan kehadirannya sebagai kekuatan politik yang kuat dalam menghadapi Pemilu 2024.
Upaya ini ditekankan melalui pengukuhan 113 orang koordinator desa di Kabupaten Jeneponto, Minggu (17/9/2023).
Dalam rangka memenangkan hati dan kesiapan 281.124 calon pemilih yang tersebar di 1.097 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 11 Kecamatan, Mukhtar Tompo telah melancarkan serangkaian langkah strategis.
Pengukuhan 113 Koordinator Desa ini menjadi langkah awal untuk memimpin sistem koordinasi di tingkat desa.
Pada acara yang dirangkaikan dengan pelatihan Saksi Partai Amanat Nasional untuk Pemilu 2024 kepada tim pemenangan sebanyak 150 orang, Mukhtar Tompo menggarisbawahi pentingnya koordinasi, silaturrahim, dan kerendahan hati dalam perjalanan politik ini.
Dalam sambutannya, Mukhtar Tompo mengungkapkan, "Koordinasi adalah bentuk nyata kerjasama kita, silaturrahim adalah bentuk nyata kebersamaan kita, dan kerendahan hati adalah bentuk kesederhanaan kita kepada sesama manusia terlebih kepada Allah Subahanahu Wata’ala yang menentukan segalanya. Kita berniat baik, berusaha baik, dan bekerja keras untuk mewujudkan harapan masa depan bangsa, masa depan daerah yang lebih baik."
Mukhtar Tompo juga membagikan pengalaman suksesnya selama menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019.
Salah satu pencapaian pentingnya adalah dalam menghadapi PT Freeport, di mana ia berhasil memaksa perusahaan multiinternasional tersebut mematuhi UU Minerba dengan membangun smelter dan meningkatkan porsi saham milik pemerintah Indonesia dari 28 persen pada tahun 1993 menjadi 51 persen pada tahun 2018.
Selain itu, Mukhtar Tompo juga menjadi insiator dalam pengadaan lampu jalan tenaga surya sebanyak 8.000 unit di berbagai daerah, termasuk daerah rawan kriminal dan sekitar area pemakaman.
Ia juga berhasil menyediakan 5.873 unit Konverter Kit (mesin perahu plus sistem pembakaran memakai LPG 3 Kg) bagi nelayan, membantu mereka menghemat biaya operasional penangkapan ikan.
Namun, salah satu pencapaian paling fenomenalnya adalah hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau Baling-Baling di daerah Sidrap dan Jeneponto.
Meski proyek ini memberi harapan besar, Mukhtar Tompo juga mengungkapkan kekecewaannya terkait belum adanya kompensasi yang jelas bagi masyarakat hasil dari operasional pembangkit listrik ini.
"Saya kecewa sekali, justru pembangkit listrik ada di Jeneponto, tapi kerap mati lampu dan sangat sedikit yang mendapatkan subsidi listrik. Insya Allah, ini akan menjadi salah satu perjuangan kita bersama nantinya. Semoga Allah menakdirkan saya kembali ke Senayan, agar semua ini tuntas dilanjutkan dan dirasakan secara besar manfaatnya," tambah Mukhtar Tompo.