Di sana Cak Nur sering begadang membaca buku-buku koleksi Kiai Nas.
Bahkan banyak buku yang ada di rak buku Nasruddin, tidak dimiliki Cak Nur.
Meskipun saya tidak pernah bertemu langsung dengan Cak Nur, sang Begawan pembaruan Islam di Indonesia, setidaknya saya pernah belajar dari salah seorang karibnya.
***
Kini sang pembela kebebasan berpikir telah pergi. Ia telah meninggalkan jejak pengabdian yang panjang, baik sebagai ulama, mubalig, cendekiawan maupun aktivis. Namun pesannya akan selalu kami amalkan, “Jangan berhenti belajar, jangan berhenti membaca”. Selamat jalan Kiai!(*)