Muhammadiyah

KH Nasruddin Razak, Kawan Berpikir Cak Nur dan Sang Pembela Kebebasan Berpikir Telah Pergi

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammmadiyah (PWM) Sulsel, KH Nasruddin Razak. (Foto Muhammadiyah)

Ternyata persoalan belum selesai.

Hampir separuh dari peserta, membuat pernyataan sikap, dan mengadukan kami kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, bahkan hingga ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mantan Ketua Muhammadiyah Sulsel KH Nasruddin Razak Wafat

Pengadilan Pemikiran

Hal itu baru kami ketahui, setelah mendapatkan panggilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

Kami diundang hadir dalam rapat Muhammadiyah yang biasanya digelar rutin sekali sepekan. 

Setelah kami hadir di ruang rapat, Ketua Muhammadiyah Sulsel, K.H. Nasruddin Razak membacakan surat pernyataan sikap dari peserta pengaderan TM III.

Dalam pernyataan itu, mereka menyebut, Pimpinan Wilayah IRM telah terpapar Virus Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang selama ini diusung Jaringan Islam Liberal (JIL) dan menyosialisasikan ajaran Syiah di Muhammadiyah.

Setelah membacakan pernyataan itu, ternyata respon Kiai Nasruddin sangat berbeda.

Panggilan yang awalnya kami anggap sebagai ‘Pengadilan Pemikiran’, ternyata tidak terjadi.

Beliau hanya berpesan “Apa yang kita yakini dan anggap benar hari ini, belum tentu kita anggap benar esok hari. Jangan pernah berpuas diri dengan pengetahuan yang kita miliki. Cukup jadikan sebagai tanda koma, bukan titik. Intinya, jangan berhenti belajar, jangan berhenti membaca. Apalagi kalian masih muda.”

Menurutnya, apa yang dituduhkan peserta kepada kami, merupakan bagian dari dinamika yang telah sering terjadi dalam perkembangan peradaban Islam selama ratusan tahun.

Sejak itu, saya agak penasaran dengan latar belakang sang Kiai.

Ternyata ia merupakan kawan segenerasi Nurcholish Majid (Cak Nur) di HMI.

Saat Cak Nur menjadi Ketua PB HMI, Nasruddin Razak merupakan Ketua HMI Cabang Yogyakarta.

Kiai Nas pernah bercerita, bahwa setiap ke Yogya, Cak Nur kerap menginap di rumah kosnya.

Halaman
1234

Berita Terkini