Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Beras

Harga Gabah Ikut Naik, Petani Maros Nikmati Berkah Lonjakan Beras

Harga beras di Maros melonjak. Pedagang menjerit omzet turun, petani justru senang harga gabah naik. Stok SPHP di pasar makin langka.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
NURUL HIDAYAH/TRIBUN TIMUR
HARGA BERAS - Salah satu penjual beras di Pasar Batangase Maros, Haji Erna, Selasa (26/8/2025). Harga beras di Maros melonjak dalam dua minggu terakhir. 

Hayati mengungkapkan, sebelumnya ia bisa menjual hingga 100 kilogram beras per hari, namun kini paling banyak hanya sekitar 30 kilogram.

“Orang-orang pada ngeluh, makanya banyak yang mengurangi pembelian. Dulu langganan bisa ambil 5 kilogram, sekarang cuma 2 kilogram,” jelasnya.

Seorang pembeli, Rahma, mengaku terpaksa mengurangi pembelian karena harga yang terus naik.

“Biasa saya beli 10 kilogram untuk sebulan, sekarang cukup 5 kilogram saja. Mau bagaimana lagi, harganya naik terus, sementara kebutuhan lain juga banyak,” ujarnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan petani.

Naiknya harga beras membuat harga gabah ikut melambung. 

Petani asal Kecamatan Simbang, Usman, mengatakan harga beli gabah kering sawah kini mencapai Rp7.100–Rp7.200 per kilogram.

Angka tersebut selisih Rp700 dari ketetapan pemerintah yakni Rp6.500 per kilogram.

“Alhamdulillah, ini cukup membantu petani. Keuntungan jadi lebih besar, kehidupan juga lebih sejahtera,” katanya.

Kabupaten Maros memiliki total lahan persawahan seluas sekitar 25.276 hektare.

Area persawahan tersebar di 8 kecamatan, termasuk Bontoa, Marusu, Maros Baru, Mandai, Camba, Cenrana, Mallawa, dan Moncongloe.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved