Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Besar UNM

Prof Sukardi Weda dan 5 Dosen FBS UNM Dikukuhkan Jadi Guru Besar

UNM kukuhkan 6 guru besar FBS di Menara Pinisi. Prof Sukardi Weda dan lima dosen resmi menyandang gelar profesor di usia ke-64 tahun UNM.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Samsul Bahri/Tribun Timur
GURU BESAR - Rektor UNM mengukuhkan enam guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris FBS. Pengukuhan berlangsung di Ballroom Teater Menara Pinisi, Jl Ap Pettarani, Senin (28/7/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Universitas Negeri Makassar (UNM) menambah kekuatan akademiknya.

Enam dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) resmi dikukuhkan sebagai guru besar.

Pengukuhan di Ballroom Teater Menara Pinisi, Jalan AP Pettarani, Makassar, Senin (28/7/2025). 

Hadir Ketua IKA UNM Nurdin Halid dan Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad Bau Sawa.

Enam guru besar dikukuhkan yakni Prof Sukardi Weda, Prof Abdullah, Prof Sahril, Prof Juanda, Prof Azis, dan Prof Sultan Baa.

Masing-masing menyampaikan orasi ilmiah secara bergiliran di hadapan sivitas akademika UNM dan tamu undangan.

Prof Sukardi Weda menyampaikan orasi berjudul Politik dan Rekayasa Bahasa.

Ia menjelaskan, bahasa memiliki peran dominan dalam politik.

Retorika politik mengandalkan piranti kebahasaan seperti aliterasi, pengulangan, paralelisme, dan metafora.

"Ungkapan kata-kata atau janji-janji manis seperti ini menandai adanya keinginan untuk mendapatkan dukungan politik dari para pemilih agar keinginan utama si pembicara untuk menjadi presiden dapat tercapai," ujarnya.

Menurutnya, bahasa menjadi alat penting meraih dan mempertahankan kekuasaan.

Ini disebut sebagai rekayasa bahasa dalam politik.

Baca juga: Sosok dan Perjalanan Akademik Prof Muhiddin Palennari, dari Belawa hingga Guru Besar UNM

Selanjutnya, Prof Abdullah memaparkan Kajian Autoetnografi Pembelajaran Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi.

Ia menilai mata kuliah Bahasa Inggris penting diprogramkan sejak awal karena menjadi modal keterampilan komunikasi di dunia profesional.

"Pendekatan kontekstual ini memungkinkan mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga dapat mengaplikasikan keterampilan bahasa dalam kehidupan akademik dan dunia kerja setelah lulus," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved