Guru Besar UNM
Prof Sukardi Weda dan 5 Dosen FBS UNM Dikukuhkan Jadi Guru Besar
UNM kukuhkan 6 guru besar FBS di Menara Pinisi. Prof Sukardi Weda dan lima dosen resmi menyandang gelar profesor di usia ke-64 tahun UNM.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Prof Sahril menyampaikan orasi berjudul Pembelajaran English Research Methodology dengan Memadu Flow Theory dan L2MSS Theory untuk Memotivasi Kemandirian Belajar Mahasiswa.
Ia menekankan jabatan guru besar bukan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar.
"Jabatan Guru Besar adalah kehormatan yang menuntut dedikasi tak henti pada pengembangan ilmu pengetahuan, pembimbingan generasi penerus, dan pengabdian kepada masyarakat," ucapnya.
Sementara Prof Juanda menyampaikan orasi Ekokritik, Sastra Digital, dan Kecerdasan Buatan: Jalan Baru Pendidikan Berkarakter di Era Teknologi.
Ia menilai, pembelajaran sastra perlu adaptif terhadap isu lingkungan dan perkembangan teknologi.
Riset ini jadi dasar mengembangkan evaluasi literasi AI secara multidimensi.
Prof Azis menyampaikan orasi berjudul Manifestasi Berbahasa dalam Kehidupan sebagai Tindak Verbal dan Nonverbal. Ia menjelaskan, komunikasi harus sesuai situasi agar pesan dapat diterima baik.
"Sebaliknya, kekeliruan bertindak secara verbal dan nonverbal dapat mengakibatkan hal yang tidak diharapkan," katanya.
Terakhir, Prof Sultan Baa memaparkan Content-Based Language Teaching in Indonesian Public Schools: Keys for Successful Implementation.
Ia mengungkap pencapaian ini tak lepas dari dukungan keluarga dan sivitas UNM.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akademika UNM yang telah menjadi rumah intelektual tempat saya tumbuh, belajar, dan mengabdi," tuturnya.
Rektor UNM Prof Karta Jayadi bangga atas capaian ini.
Ia menyebut, pada Selasa (29/7/2025) UNM akan kembali mengukuhkan empat guru besar.
"Hari ini 6 guru besar, besok 4 profesor. Jadi totalnya 64 guru besar, simbolik 64 tahun UNM," tutupnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.