Opini
Negaranya Kaya Tapi Manusianya Miskin
Namun, ironisnya, kemakmuran itu tak kunjung merata hingga ke rakyatnya yang paling dasar.
Pertanyaannya, adalah bagaimana untuk keluar dari kekacauan tersebut?
Solusinya tentu tak sederhana karena membutuhkan i’tikad nyata reformasi birokrasi, pendidikan karakter dan akhlak para pemimpinnya, desentralisasi yang sungguh-sungguh menguatkan daerah, partisipasi publik dalam pengawasan anggaran, transparansi data dana publik dan tambang, hingga diversifikasi ekonomi yang menjadikan rakyat sebagai subjek pembangunan—bukan objek yang dimanfaatkan.
Negara memang kaya. Namun, kemiskinan manusianya—akibat miskinnya adab dan akal para pemimpinnya, mengakibatkan kemiskinan struktural yang dibentuk oleh mereka terhadap rakyatnya—membuat negeri ini tersandung.
Dialog karikatur Panji Koming mengajak kita untuk tidak menyia-nyiakan sumber alam, perlu mengasah kematangan moral dan intelektual sebagai prasyarat agar tanah air benar-benar “makmur” dalam arti, memakmurkan rakyatnya. Wallahu a’lam bissawab.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.