Kepala Dinas Budaya Makassar Sambut Baik Langkah LSABS Majukan Budaya Lokal

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Seni, Adat, dan Budaya Sulawesi (LSABS) Parewa Bessi, Andi Ashari bersama Ketua DPC LSABS Kota Makassar, Andi Oddang melakukan audiensi ke Dinas Kebudayaan Kota Makassar pada Kamis, (17/7).

Rombongan LSABS Parewa Bessi diterima langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Patiware di ruang kerjanya dalam suasana penuh kekeluargaan dan semangat kolaborasi.

Dalam pertemuan tersebut, LSABS memaparkan berbagai program pelestarian budaya yang telah dijalankan, mulai dari pameran benda pusaka, pengenalan aksara Lontara, pelestarian seni ukir tradisional, hingga pementasan teater seni pencak silat.

“Kami ingin budaya leluhur tidak sekadar dikenang, tapi dijalani dan diwariskan secara nyata oleh generasi muda. Itulah alasan kami membangun sinergi dengan pemerintah,” ujar Andi Ashari dalam pertemuan tersebut.

Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi, LSABS Parewa Bessi menyerahkan cinderamata berupa baju resmi berlogo lembaga kepada Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar sebagai simbol semangat kebudayaan bersama.

“Ini simbol penghargaan atas dukungan Dinas terhadap upaya pelestarian budaya. Semoga sinergi ini bisa terus berlanjut,” ungkap Andi Oddang menambahkan harapannya terhadap kerja sama yang berkelanjutan.

Menanggapi inisiatif tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar menyambut baik upaya LSABS Parewa Bessi dan menyatakan kesiapan instansinya untuk bekerja sama.

“Kami siap berkolaborasi. Budaya Makassar harus dirawat bersama. LSABS bisa jadi mitra strategis dalam banyak program,” kata Andi Patiware memberi dukungan terbuka terhadap gerakan pelestarian budaya lokal.

Audiensi ditutup dengan kesepahaman awal untuk menjajaki kerja sama konkret di masa mendatang, terutama dalam bidang edukasi budaya dan pelestarian warisan budaya tak benda yang semakin relevan di tengah arus modernisasi.

LSABS Parewa Bessi menegaskan komitmennya sebagai pelopor pemajuan budaya lokal, sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menjadi fondasi gerakan mereka.