Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gaji Imam di Makassar Hanya Rp 250 Ribu tapi Disunat hingga Rekening Diblokir

Sejumlah imam di Makassar, Sulsel curhat soal gaji dipotong dan pelayanan di bank dipersulit. Curhatan itu disampaikan dalam

Penulis: Siti Aminah | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/SITI AMINAH
RDP DPRD MAKASSAR - Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPRD Makassar di Gedung DPRD Makassar Jl Andi Pangerang Petta Rani, Makassar, Sulsel, Rabu (16/7/2025). Rapat ini membahas soal insentif pekerja bidang keagamaan. 

Namun saat melakukan pengurusan di Bank Sulselbar Kantor Unit Tamalate, ia diminta untuk mengurus aktivasi tersebut ke Bank Sulselbar yang ada di Antang, Manggala. 

Pengaktifan rekening juga membutuhkan waktu 15 hari, sementara mereka didesak untuk segera menyelesaikan agar pencairan insentif juga bisa dilakukan secepatnya. 

Ada biaya admin juga yang harus dibayar jika nasabah ingin menggunakan ATM atau mobile banking. 

"Sebenarnya Rp250 itu kami sangat bersyukur tapi apabila kalau dikurangi lagi lebih banyak biaya admin dan lain-lain itu berat bagi kami," ungkapnya mengatakan.

"Kami ikhlas dalam pekerjaan keagamaan tapi kalau mau dibilang untuk mencari insentif kami tidak ada pemikiran dalam hal itu tapi yang kami inginkan muliakan kami, istimewakan kami, jangan mempersulit kami," katanya lebih lanjut.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Makassar, Moh Syarief menyampaikan, total pekerja di bidang keagamaan di Kota Makassar mencapai 5.088 orang. 

Insentif mereka pada tahun sebelumnya dibayar 2 kali setahun, namun mulai Januari 2025 insentif mereka diberikan setiap bulan melalui BPD. 

Untuk proses pencairannya, mereka harus memasukkan laporannya setiap bulan melalui aplikasi yang telah disiapkan Bagian Kesra. 

Pencairan tahap pertama menyasar guru mengaji sebanyak 1.200.

Begitu juga pekerja keagamaan lainnya seperti pemandi jenazah dan imam rawatib dilakukan secara bertahap. 

Namun pada saat pencairan tahap selanjutnya yang dilakukan pada Mei 2025, sebanyak 343 pekerja keagamaan dinyatakan telah terblokir rekeningnya. 

Padahal jeda dari pencairan pertama ke pencairan kedua hanya berjarak 3 bulan.

"Sangat aneh rasanya, alasan pihak bank sudah 6 bulan tidak aktif. Buktinya cuma Maret ke Mei yang jaraknya sekitar 3 bulan itu sudah mati rekeningnya, bahkan ada yang diblokir," keluh Syarief mengatakan.

"Kami sangat khawatir dengan pelayanan seperti ini. Nonsense itu pak pelayanan kalau begitu komitmennya," sambungnya. 

Kemudian terkait potongan atau biaya admin. Syarief menjelaskan Rp dari 250 tersebut ada potongan pajak sebesar 5 persen, atau Rp12.500.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved