Makassar Buka Peluang Gen Z Jadi Ketua RT, Ini Alasannya

“RT adalah garda terdepan dalam struktur pemerintahan paling bawah. Mereka menjadi ujung tombak yang menyatukan warga, menjembatani antar tetangga, dan menjaga harmoni sosial di lingkungan masing-masing,” ujar Sosiologi Unhas Dr Rahmat Muhammad. 

Ia menjelaskan, syarat usia minimal 21 tahun secara psikologis sudah masuk kategori usia dewasa awal.

Di fase ini, seseorang dinilai sudah memiliki kapasitas untuk menerima amanat dan memikul tanggung jawab sosial, apalagi jika didukung dengan mobilitas dan partisipasi aktif di lingkungan tempat tinggalnya.

“Yang penting bukan hanya umur, tapi sejauh mana calon RT itu aktif di masyarakat. Kalau dia punya mobilitas tinggi, responsif, dan dikenal warga, kenapa tidak? Masyarakat sekarang banyak yang justru senang dengan figur RT yang muda dan energik,” tambahnya.

Keuntungan lain dari keterlibatan generasi muda dalam kepemimpinan RT punya literasi digital yang lebih baik. 

Ini sejalan dengan visi pemerintah kota yang tengah mengembangkan sistem digital, termasuk untuk layanan dokumen kependudukan dan pendataan warga.

“Kalau Ketua RT melek digital, dia bisa mendukung percepatan layanan publik. Bayangkan kalau semua laporan warga, pendataan bantuan, hingga pengurusan dokumen bisa terintegrasi lewat aplikasi. Ini akan sangat membantu, apalagi untuk kawasan padat penduduk,” katanya. 

Namun ia mengingatkan, jangan sampai Ketua RT justru menjadi pihak yang harus 'diurus' karena sudah terlalu lanjut usia atau tidak lagi aktif secara fisik.

“Ketua RT masa depan itu bukan hanya simbol, tapi harus aktif membackup pelayanan masyarakat, hadir di tengah warga, dan menjaga kerukunan antar tetangga. Ketua RT bukan menunggu didatangi, tapi proaktif membantu,” ujar Rahmat Muhammad. 

Intinya, kata Rahmat, usia muda bukan halangan, justru bisa jadi kekuatan baru. Asalkan tetap berangkat dari kepercayaan masyarakat dan komitmen untuk melayani.(*)