Warga Makassar Tak Takut Lagi Hadapi Covid-19: Saya Sudah Divaksin Dua Kali!
Malaysia juga telah mengeluarkan peringatan waspada terkait meningkatnya kasus Covid-19, menyusul lonjakan kasus di Singapura dan Thailand.
Penulis: Muhammad Nur Alqadri Sirajuddin | Editor: Ansar
Direktur Institut Genetika di University College London Profesor Francois Balloux mengatakan, subvarian XEC memiliki sedikit keunggulan dalam hal penularan dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya.
Menurut Direktur Scripps Research Translational Institute di California, Eric Topol, varian baru Covid-19 ini akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan.
"Itu akan memakan waktu berminggu-minggu, beberapa bulan, sebelum benar-benar terjadi dan mulai menimbulkan gelombang," kata dia, dikutip dari BBC.
Topol memprediksi XEC bakal menjadi varian Covid-19 berikutnya meski dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai level yang tinggi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa gejala Covid-19 diperkirakan akan sama dengan gejala flu atau pilek, yaitu:
- Demam
- Sakit
- Mudah merasa lelah
- Batuk di tenggorokan.
Pada kebanyakan orang, gejala akan membaik dalam beberapa minggu, tetapi tetap membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Apa itu subvarian XEC Covid-19?
Para ahli memperkirakan subvarian XEC Covid-19 bakal menjadi varian yang mudah menular dan menyebar terus-menerus di seluruh penjuru negeri.
XEC adalah subvarian dari strain SARS-CoV-2 Omicron yang telah menghasilkan banyak turunan sejak muncul di Amerika Serikat pada 2021.
XEC kali pertama muncul di Jerman pada Juni 2024 sebelum menyebar dengan cepat ke seluruh bagian Eropa lainnya.
Baca juga: Update Covid-19: Ditemukan 35 Kasus Baru, Pemerintah Minta Jaga Etika Batuk dan Bersin, Pakai Masker
Pada awal Desember 2024, XEC menyebabkan sekitar 45 persen infeksi Covid-19 di Amerika Serikat, menjadikannya jenis paling umum yang terjadi pada saat itu.
Spesialis penyakit menular dari Yale Medicine Scott Roberts, MD mengatakan, cepatnya penularan XEC membuat subvarian baru Covid-19 ini perlu menjadi perhatian.
“Tingkat infeksi dari XEC yang mereka lihat di beberapa negara meningkat cukup cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya di tempat yang sama," ucapnya, dikutip dari Yale Medicine.
Meski begitu, kabar baiknya, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XEC menyebabkan gejala yang lebih parah dari subvarian lainnya. (*)
Pra-PKKMB Universitas Handayani Makassar Tanamkan Semangat dan Kebersamaan Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Guru PPPK Tersangka Asusila Bantah Akui Perbuatan, Ini Respons Kapolrestabes Makassar |
![]() |
---|
Wahdania, RW yang Tak Tinggal Diam Saat Warganya Kehilangan Bansos |
![]() |
---|
153 Lurah di Makassar Bakal Dikarantina di Malino, Atur Strategi Hadapi Pemilihan RT |
![]() |
---|
Korupsi Proyek Jalan, Mantan Pejabat Pemprov Sulsel Divonis 1,5 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.