Haji 2025
Petugas Haji Mulai Bergeser ke Arafah, Siap Sambut 221 Ribu Jemaah di Armuzna
Petugas haji Indonesia mulai bergeser ke Arafah, Selasa malam. Mereka siap sambut 221 ribu jemaah di Armuzna dengan skema trip dan mitigasi ketat.
Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Petugas Haji Indonesia mulai bergeser ke Arafah, Selasa (3/6/2025) malam.
Ratusan petugas berseragam lengkap bergerak ke Arafah untuk menempati pos penyambutan jemaah haji.
“Petugas haji lebih dulu bergerak untuk mempersiapkan kedatangan jemaah di tenda-tenda Arafah, berkoordinasi dengan syarikah dan pihak terkait,” kata Kepala Satuan Operasional (Satops) Armuzna 2025, Kolonel Laut Harun Al Rasyid.
Sementara itu, jemaah haji akan diberangkatkan dari hotel ke Arafah pada Rabu (4/6/2025) pagi secara bertahap.
Sebanyak 3.000 bus disiapkan untuk mengangkut jemaah haji Indonesia menuju Armuzna.
Armuzna adalah akronim dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Bus diberangkatkan langsung dari hotel menuju tiga lokasi tersebut.
Pemberangkatan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
“Jumlah bus total di atas 3.000 unit,” kata Kabid Transportasi PPIH, Mujib Roni.
Ribuan bus tersebut berasal dari berbagai syarikah transportasi.
Menurut Mujib, pemberangkatan jemaah dilakukan secara bertahap menggunakan sistem trip.
“Kita mengenal istilah trip dalam pemberangkatan,” jelas Mujib.
Trip disesuaikan dengan kapasitas markaz dan jumlah jemaah.
Jemaah mulai diberangkatkan pada 8 Dzulhijjah atau Rabu, 4 Juni 2025.
Jemaah dikumpulkan di lobi hotel sebelum naik bus.
Waktu pengumpulan dimulai pukul 06.00 hingga 21.00.
Trip pertama berlangsung pukul 07.00 sampai 11.00.
Trip kedua dimulai pukul 11.30 hingga 16.00.
Trip ketiga digelar pukul 16.30 sampai 21.00.
PPIH telah menyusun skema pergerakan jemaah menuju Armuzna.
Transportasi bus dikendalikan oleh Naqobah dan dikoordinasikan dengan syarikah masyair.
“Kita hanya menyusun skema dan melakukan monitoring,” ujar Mujib.
PPIH juga menyiapkan mitigasi jika terjadi kendala di lapangan.
Naqobah dan syarikah telah menyediakan bus cadangan.
“Mitigasi sudah disiapkan untuk kondisi tidak terduga,” jelasnya.
PPIH juga membentuk tim penghubung di lapangan untuk mengatasi situasi di luar kendali.
“Kami siapkan tim penghubung untuk kejadian di luar kendali,” ujarnya.
Mujib juga menyampaikan soal skema murur.
Murur adalah pergerakan jemaah lebih awal dibanding skema reguler.
Skema ini diprioritaskan untuk jemaah lanjut usia dan penyandang disabilitas.
Bus murur dipilih yang berkapasitas besar.
“Bus besar memudahkan proses loading jemaah murur,” kata Mujib.
Selain itu, bus besar menunjang kenyamanan jemaah lansia.
Murur akan digerakkan lebih awal dari taraduddi agar pergerakan lebih lancar dan efisien. (*)
(Media Centre Haji/Mansur Amirullah)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.