Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PPA Makassar Dampingi Kasus Murid SD Tewas Diduga Akibat Dikeroyok Teman

Untuk memastikan penyebab meninggalnya MR, polisi pun melakukan autopsi terhadap jenazah almarhum.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
PENGANIAYAAN ANAK - Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) UPTD PPA Kota Makassar, Makmur ditemui beberapa waktu lalu. UPTD PPA Makassar mengawal kasus MR yang masih duduk di bangku kelas enam SD meninggal dunia diduga dikeroyok teman sekolahnya. 

"Semoga polisi bisa usut tuntas, supaya dapatki keadilan," harapnya.

Ada luka Bekas Puntung Rokok 

Dugaan pengeroyokan dialami MR (15) dikuatkan dengan adanya beberapa luka yang didapati di tubuh korban.

Bahkan luka yang ada di punggung belakang korban, diduga bekas puntung rokok.

"Ada luka di belakangnya kodong bekas (puntung) rokok. Banyak memang lukanya," kata bibi almarhum, Desma (45) ditemui di rumah duka Jl Maccini Gusung Setapak 8, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Jumat malam.

Hal senada diungkapkan ibu almarhum, Kartina (40) saat ditemui depan ruang otopsi RS Bhayangkara, Makassar, Sabtu (31/5/2025).

Sambil terisak, Kartina menceritakan keluhan sakit putranya saat di rawat di rumah sakit.

"Saya tanya apata sakit nak, dia bilang iniku (dada), terus apata lagi nak, iniku (dekat perut)," ujarnya.

Saat pulang sekolah sepekan sebelum dirawat di rumah sakit, Kartina mengaku mendapati pakaian MR yang sobek di beberapa bagian.

Namun, saat ditanya, MR kata Kartina memilih menyembunyikan kejadian yang dialami.

"Saya bilangji, pasti sudahko berkelahi ini nak, kenapa robek bajumu, tapi dia bilang tidak ji mama, jatuhja main bola," ucapnya.

Jenazah Diautopsi 

Pantauan Tribun, jenazah tiba telah dijemput ambulans Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.

Kehadiran jenazah didampingi ibunya, Katrina (40) dan sejumlah keluarga serta kerabat.

Katrina mengaku, sengaja meminta proses autopsi untuk memudahkan penyelidikan polisi dalam mengungkap penyebab pasti kematian MR.

"Sekarang jenazah sudah di ruang autopsi, supaya cepat terungkap (karena ada kecurigaan) dibully dan dikeroyok," ujar Katrina.

Hal senada diungkapkan suami Katrina ayah MR, Ichal Jamaluddin (41).

"Pada saat melapor polisi meminta diotopsi karena mau dilihat penyebab korban meninggal," ujar Ichal ditemui wartawan saat di rumah duka.

Ichal berharap, dengan adanya proses autopsi ini, kepolisian dapat mengungkap kasus itu secara terang benderang.

"Kalau kami sekeluarga ingin mengungkap kasus ini, walaupun identitas pelaku belum diketahui tapi itu menjadi tugas kepolisian supaya bisa membantu mengungkap identitasnya agar tidak ada lagi cukuplah anak saya mengalami tindakan intimidasi," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang murid sekolah dasar (SD) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia setelah diduga dianiaya teman sebayanya.

Korban yang baru duduk di bangku kelas enam SD, diketahui berinisial MR (15).

Jenazah almarhum saat ini berada di rumah duka berlokasi di Jl Maccini Gusung, Setapak 8, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Jumat (30/5/2025) malam.

Pantauan Tribun, rumah duka yang berada di dalam lorong dipadati keluarga dan kerabat almarhum.

Hadir juga sejumlah personel Polsek Makassar, mengambil keterangan keluarga korban di rumah duka.

Isak tangis keluarga tak terbendung, saat melihat kondisi jenazah almarhum.

Tampak dua kelopak mata almarhum membiru saat keluarga membuka kain penutup jenazah.

Tante almarhum, Desma (45) mengatakan, korban diduga mengalami penganiayaan pada pekan lalu dan meninggal dunia setelah lima hari dirawat di rumah sakit.

"Meninggal pas Ashar tadi di Rumah Sakit Faisal," kata Desma.

Peristiwa dugaan penganiayaan dialami MR, kata Desma setelah ujian pekan lalu.

"Diborongi (dikeroyok) itu pas (setelah) ujian, Minggu lalu kasian," ujar Desma.

Bahkan Desma mengaku, saat MR masih dirawat, dirinya sempat menanyakan langsung ke korban.

"Waktu di rumah sakit saya tanya, Adnan siapa yang pukul ko nak, dia bilang tiga, dia kasih naik tiga jarinya begini. Katanya ada satu anak SMP, yang dua anak SD," ucapnya.

Belum ada keterangan resmi dari kepolisian ihwal dugaan penganiayaan itu.

Ayah MR dan pamannya saat ini berada di Mapolrestabes Makassar, untuk melaporkan dugaan penganiayaan tersebut.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved