Haji 2025
2 Hari Menuju Arafah, Petugas Matangkan Skema Evakuasi Lansia dan Disabilitas
Mobilisasi jemaah haji ke Arafah dimulai dua hari lagi. Petugas siapkan layanan darurat untuk lansia dan disabilitas selama puncak haji di Armuzna.
Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Jamaah haji dari seluruh dunia akan mulai bergerak dari hotel ke Arafah pada Rabu, 4 Juni 2025.
Artinya, tinggal dua hari lagi menuju mobilisasi menuju Arafah.
Puncak haji di Arafah akan berlangsung Kamis, 5 Juni, bertepatan dengan 9 Dzulhijjah.
Jutaan jemaah bersiap melaksanakan rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Jemaah lansia menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia.
Petugas disiagakan penuh untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP2JH) mulai mematangkan seluruh skema layanan.
Tim ini bertugas menangani krisis dan memberikan pertolongan pertama, khususnya bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Layanan diberikan sejak dari hotel hingga ke kawasan Jamarat.
Petugas juga bersiap menghadapi padatnya pergerakan jemaah.
Baca juga: Stroke Tak Halangi Supriyati Senam, Jemaah Lansia JKG 12 Siap Hadapi Puncak Haji
Kepala Seksi Lansia dan PKP2JH Daker Madinah, Didit Sigit Kurniawan, menyebut timnya akan berkolaborasi dengan berbagai unit.
“Seperti Perlindungan Jemaah (Linjam) yang terdiri dari unsur TNI/Polri, Tim Lansia, Media Centre Haji (MCH), hingga rumah sakit Arab Saudi,” ujarnya.
“Fokus utama nanti di kawasan Mina dan Jamarat,” kata Didit.
Evakuasi estafet akan menjadi strategi utama jika terjadi kondisi darurat.
Proses evakuasi akan dilakukan bertahap melalui lima titik posko.
Pos 1 hingga Pos 5 telah disiapkan di jalur Armuzna.
Setiap posko dijaga oleh petugas dari berbagai unit untuk membantu jemaah yang kelelahan atau mengalami cedera.
Jemaah yang masih bisa duduk akan dibantu dengan kursi roda.
Namun, jika tidak mampu duduk, mereka akan dievakuasi menggunakan tandu.
Jika kejadian terjadi di tengah kerumunan padat, tim akan meminta bantuan askar setempat.
Ambulans akan langsung dikerahkan ke lokasi.
Ambulans telah disiagakan di kawasan Mina dan sekitarnya.
Rumah Sakit Mina Al Wadi menjadi rujukan utama dalam kondisi darurat.
“Ambulans juga didampingi askar bersirine,” jelas Didit. Hal ini dilakukan agar jalur evakuasi tetap terbuka di tengah kepadatan.
Jika kondisi jemaah tidak terlalu berat, mereka cukup dibawa ke pos teduh untuk beristirahat.
“Kalau hanya lelah ringan, cukup disegarkan,” katanya.
Tenda-tenda teduh telah disiapkan di beberapa titik.
Pos ini menjadi tempat pemulihan awal bagi jemaah yang mengalami kelelahan ringan.
Langkah ini dilakukan demi menjaga kesehatan jemaah saat puncak haji.
Apalagi suhu di Mina bisa sangat panas dan menyengat.
Petugas juga siaga dengan logistik kesehatan di lapangan. Tim kesehatan disiagakan 24 jam nonstop.
Pemerintah berharap seluruh proses berjalan lancar dan aman.
Fokus utama tetap pada jemaah lansia dan disabilitas.
Mereka menjadi prioritas dalam pelayanan selama fase Armuzna.
Petugas telah dibekali pelatihan penanganan cepat.
Skenario evakuasi darurat telah disiapkan dengan matang.
Koordinasi antarunit dilakukan sejak awal kedatangan jemaah di Tanah Suci.
Dengan strategi ini, jemaah diharapkan dapat menjalankan ibadah secara maksimal, terutama saat wukuf di Arafah dan lempar jumrah.
Pemerintah terus mengimbau jemaah untuk menjaga stamina dan mulai mengurangi aktivitas berat di luar hotel.
Jemaah juga diminta mematuhi semua arahan petugas di lapangan. (*)
| Antrean Haji Bantaeng Paling Lama, Kementerian Haji akan Disamaratakan 26,4 Tahun |
|
|---|
| Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
|
|---|
| Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
|
|---|
| Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
|
|---|
| Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/PERSIAPAN-ARMUZNA-Satuan-Operasional-Satops-PPIH-Arab-Saudi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.