Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ratusan Pekerja dari Parepare, Pinrang, Sidrap, Bulukumba, Toraja, Luwu, Polman Dideportasi

Sebanyak 116 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi melalui Pelabuhan Nusantara Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka dideportasi

Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/RACHMAT ARIADI
PMI DIDEPORTASI - Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI)yang dideportasi saat tiba di Pelabuhan Nusantara, Parepare, Sulsel, Senin (26/5/2025). Mereka dideportasi usai dicegah oleh petugas saat hendak masuk ke Malaysia melalui "jalur tikus". 

PAREPARE, TRIBUN-TIMUR.COM - Sebanyak 116 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi melalui Pelabuhan Nusantara Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Mereka dideportasi setelah berencana masuk ke "Negeri Jiran" Malaysia tanpa dokumen perjalanan resmi dengan melewati "jalur tikus".

Ratusan calon PMI yang dideportasi di Pelabuhan Nusantara Parepare. Rata-rata dari mereka berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang, dan Sulsel.

"Benar sekali, dari data kami ada 116 calon PMI yang dideportasi melalui Pelabuhan Nusantara Parepare. Mayoritas dari Sulsel, ada dari Parepare, Pinrang, Sidrap, Bulukumba, Toraja, Luwu dan ada dari Polman," kata Kepala BP3MI Sulsel, Dharma Saputra saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (27/5/2025).

Saputra mengungkapkan, 116 calon PMI itu dideportasi berdasarkan hasil dari pencegahan satgas di Nunukan, Kalimantan Utara.

Baca juga: 62 Mahasiswa Unhas Bakal Edukasi Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

Kata dia, mereka dicegah tim satgas saat hendak masuk wilayah Malaysia melalui jalur tikus dan tidak memiliki dokumen lintas negara resmi.

"Jadi kalau informasi BP3MI Nunukan, ini posisinya dicegah. Mungkin mereka mau masuk dari jalur tikus di daerah Nunukan, Kalimantan Utara sana, dari Polda mungkin dilakukan pencegahan, kemudian didata dan mereka dipulangkan atau ke daerah masing-masing," ungkapnya mengatakan.

Dia pun menduga, ke-116 calon PMI tersebut merupakan korban TPPO.

Phaknya meminta polisi mengusut kasus tersebut.

"Pasti dugaan itu ada (TPPO), karena tidak mungkin mereka berani kalau tidak ada koordinator. Makanya kami koordinasi ke Polri mengenai ini," ucapnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved