Bulog Pinrang Sudah Serap 57 Ribu Ton Beras dan Gabah dari Petani Lokal

TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG -- Bulog Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah menyerap sekitar 57 ribu ton gabah dan beras dari petani lokal.

Angka tersebut sudah melebihi serapan tahun 2024 yang hanya 54 ribu ton.

"Serapan sekarang sudah 57 ribu ton, itu hasil dari serapan petani lokal. Iya, ini sudah melebihi serapan tahun lalu sebanyak 54 ribu ton, padahal baru bulan Mei," kata Kepala Bulog Cabang Pinrang, Ivan Faisal saat ditemui Tribun-Timur.com, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Stok Beras Bulog Bone Capai 28 Ribu Ton, Tertinggi 10 Tahun Terakhir

Ivan mengungkapkan, pihaknya memprediksi serapan gabah dan beras dari petani lokal akan meningkat dua kali lipat dari target serapan di tahun 2025 sebanyak 65 ribu ton.

"Sebenarnya target kami di tahun ini hanya 65 ribu ton. Tapi kalau melihat kondisinya baru di panen pertama saja sudah 57 ribu ton, kemungkinan akan meningkat berkali lipat hingga akhir tahun," ungkapnya.

Dia mengutarakan, adanya ketentuan harga pokok penjualan (HPP) Rp 6.500 per Kilogram (Kg) dari pemerintah pusat membuat Bulog menjadi pilihan utama petani untuk menjual gabah.

Ditambah lagi kata dia, adanya pengawalan ketat dari TNI sehingga membuat para tengkulak tidak bisa mempermainkan harga gabah.

"Beberapa faktor, termasuk tidak kurangnya gagal panen. Kemudian tingginya HPP dan pengawalan TNI dalam penyerapan," ucapnya.

Baca juga: Bulog Bersama Perpadi Bulukumba Bagi Sembako ke Panti Asuhan

Banyaknya serapan dari petani lokal bahkan membuat gudang Bulog tidak mampu menampung gabah. Sehingga Bulog harus menyewa gudang penampungan tambahan.

"Gudang kita sudah over kapasitas sebenarnya, makanya kemarin itu kita menyewa lagi gudang untuk menampung serapan. Ini bahkan sudah terisi 20 ribu ton lebih," ujar Ivan.

Ivan juga menambahkan, stok beras yang ada di Bulog Pinrang sebanyak 62 ribu ton. Jumlah itu sudah bisa memenuhi konsumsi masyarakat hingga tahun depan.

"Stok sekarang kisaran 62 ribu ton, ini bisa sampai tahun depan. Bahkan kita harus lakukan move out ke daerah lain yang kekurangan stok, karena konsumsi masyarakat Pinrang hanya kisaran 250 ton per bulan," tandasnya.(*)