Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bulog Bone Pilih-pilih, Tak Semua Gabah Petani Dibeli

Bulog mengaku kini pihaknya menggunakan pola penyerapan gabah petani dengan menerapkan skema komersial.

|
Penulis: Wahdaniar | Editor: Ansar
Tribun-timur.com/wahdaniar
BULOG- Potret Kepala Kantor Bulog Bone, Maysius Patintingan yang diabadikan beberapa waktu lalu. Bulog mengaku kini pihaknya menggunakan pola penyerapan gabah petani dengan menerapkan skema komersial 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE- Memasuki masa panen, Bulog Bone mengaku pihaknya tetap penyerapan gabah petani. 

Hanya saja, pola diterapkan kini berbeda 

Bulog mengaku kini pihaknya menggunakan pola penyerapan gabah petani dengan menerapkan skema komersial.

Kepala Kantor Bulog Bone, Maysius Patintingan, saat dikonfirmasi menjelaskan, skema komersial dimaksud,  pembatasan kualitas gabah.

Sebelumnya Bulog membeli gabah dengan sistem any quality (semua kualitas).

Namun kini hanya gabah dengan standar tertentu yang diterima.

“Kita sekarang tidak lagi membeli dengan sistem any quality. Kalau dulu beras kualitas apa saja dibeli, sekarang berbeda. Dengan komersial, Bulog dituntut untuk untung,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (21/9/2025).

Namun, dirinya belum sesumbar terkait dengan kerugian yang didapat dengan menggunakan sistem any quality. 

Maysius menambahkan, kebijakan berbeda di tiap daerah sangat mungkin terjadi karena bergantung pada kondisi wilayah masing-masing. 

Misalnya, ada daerah yang menghentikan serapan karena masa panen telah berakhir.

Menurutnya, jika ada petani yang menjual hasil panen ke pihak swasta, hal itu bukan masalah besar karena Bulog tetap berdiri berdampingan dengan swasta. 

“Aturan membeli gabah sebenarnya terkonsentrasi di Bulog, tapi swasta juga punya peran,” tandasnya.

Seorang petani asal Kecamatan Palakka, Ruslan (45) mengaku aturan baru ini cukup memberatkan.

“Kalau kualitas gabah kami tidak memenuhi standar, ya otomatis tidak diterima. Padahal semua hasil panen butuh tempat serapan,” keluhnya.

Ia berharap Bulog tetap memberi ruang untuk gabah kualitas menengah. 

“Kami paham Bulog harus untung, tapi jangan sampai petani kecil dirugikan. Setidaknya ada porsi serapan untuk gabah yang kualitasnya tidak terlalu tinggi,"tandasnya.

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved