Haji 2025
32 Tahun Menabung, Tukang Becak di Jeneponto Naik Haji Bareng Istri
"Tahun 2011 bulan Juni saya mulai mendaftar, uang pendaftaran saya dan istri masing-masing Rp 25 juta lebih, tapi lama kita kumpulkan itu uang,"
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Menjadi tukang becak selama puluhan tahun tak menyurutkan niat Ramli Bin Yusuf (55) untuk menunaikan ibadah haji.
Warga Dusun Bungung Carammeng, Desa Samataring, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini bahkan harus menabung selama 32 tahun demi mewujudkan keinginannya menuju Baitullah.
Niat suci ini dimulai saat Ramli dan istrinya, Bone Binti Saing (50) menikah pada tahun 1993.
Setelah pernikahannya, mereka mulai bercita-cita untuk menunaikan rukun islam yang kelima secara bersamaan.
"Saya menikah tahun 1993, saya bawa istri ke Makassar cari uang ngayuh becak, disitulah kami mulai menabung uang untuk berangkat haji," kata Ramli di kediamannya, Kamis (8/5/2025).
Profesi yang ditekuni Ramli sudah berlangsung saat masih remaja.
Setiap hari, sebagian penghasilan dari narik becak ia sisihkan untuk berangkat haji.
"Istri biasa nabung Rp 40 ribu per hari, karena pendapatan rata-rata Rp70 ribu sampai Rp 80 ribu," ungkapnya.
18 tahun usia pernikahannya, Ramli dan Bone memutuskan mendaftar haji.
Tabungannya senilai Rp50 juta ia tarik untuk kepentingan ibadah.
"Tahun 2011 bulan Juni saya mulai mendaftar, uang pendaftaran saya dan istri masing-masing Rp 25 juta lebih, tapi lama kita kumpulkan itu uang," jelasnya.
Semangat pantang menyerah membuat Ramli terus mengayuh.
Ayah dua anak ini bahkan membeli rumah dan tanah dari hasil becak.
Tak hanya itu, satu orang anaknya berhasil ia sekolahkan hingga lulus sarjana.
"Daftar haji semua hasil becak, tidak ada campuran, rumah dan tanah hasil kayuh becak. Tidak pernah mengalah saya itu, langsung siap terus cari uang," bebernya.
Ramli bahkan bercerita pengalaman saat mengawali profesi menjadi tukang becak.
Kala itu, ia menyicil becak senilai Rp 1.000 per bulan dengan jangka waktu dua tahun.
Namun dalam kurun waktu setahun terakhir, ia harus beralih menjadi tukang becak motor (bentor) karena dampak kemajuan transportasi.
"Kalau sekarang penghasilanku sisa Rp30 ribu per hari karena banyakmi ojek online," tuturnya.
Kini, Ramli dan istri sudah tiga bulan menetap di kampung halaman.
Saya masih kontrak rumah di Ujungpandang Baru, Makassar. Tapi saya pulang dulu karena sibuk urus berkas pemberangkatan ku," ujarnya.
Ramli dan Bone dijadwalkan berangkat ke Madinah pada 30 Mei 2025 melalui embarkasi Makassar.
Keduanya adalah Jamaah Calon Haji (JCH) Jeneponto status daftar tunggu alias bukan pengganti atau pelimpahan.
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.