Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Muhammad Suryadi R

Make Indonesia Great Again

Kekayaan itu bisa kita lihat dari ragam kebudayaan yang ada. Bahkan, beberapa di antarnya telah diakui UNESCO sebagai warisan Kebudayaan Tak Benda.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Make Indonesia Great Again
ist
OPINI - Muhammad Suryadi R Peneliti Parametric Institute, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Parepare

Kita sama-sama mengenal La Galigo, sebuah karya sastra terpanjang di dunia yang mengalahkan Mahabharata, yang berisikan cerita mitologi tentang manusia pertama di muka bumi; To Manurung yang sekaligus menandai awal mula peradaban manusia di tanah Bugis.

La Galigo yang ditulis oleh Colliq Pujie ini kini ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World.

Kepemimpinan yang Kuat

Gilang gemilang peradaban sejarah di masa lalu adalah wawasan atau alat navigasi kepemimpinan yang kuat untuk masa kini dan di masa mendatang.

Warisan peradaban dan sejarah adalah pengetahuan yang sangat berharga untuk dijadikan sebagai fondasi utama dalam mengelola bangsa sebesar Indonesia.

Dokumen sejarah, prasasti, kebudayaan dan warisan lainnya merupakan tiang-tiang penyangga bagi kokohnya sebuah bangsa.

Menghadapi problem kebangsaan yang ada di depan mata, faktor kepemimpinan akan sangat mempengaruhi mundur atau majunya sebuah negara. 

Karena itu, kepemimpinan sebenarnya bukan hanya tentang faktor keterwakilan di parlemen atau di dewan eksekutif, melainkan wawasan mendalam, soal kemampuan dan karakter yang kuat.

Di masa lalu, Indonesia pernah memiliki pemimpin seperti itu, yakni Soekarno.

Di tangannya, Indonesia menjadi kekuatan yang diperhitungkan oleh dunia.

Menurut penulis, hal itu bermula dari sejumlah pertemuan-pertemuan tingkat tinggi yang berhasil diprakarsai oleh Indonesia

Pada tahun 1955, tepatnya pada 18-24 April, Indonesia menginisiasi pertemuan tingkat tinggi, Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

Konferensi ini membicarakan perihal imperialisme dan kolonialisme yang menguat di tengah Perang Dingin yang terjadi antara rivalitas abadi dua ideologi; Blok Barat; Kapitalisme-Liberalosme dan Blok Timur; Komunisme-Sosialisme dan munculnya Konferensi Gerakan Non-Blok (GNB) yang digagas Soekarno bersama pemimpin negara-negara ketiga.

Selain itu, yang tak kalah penting dan sangat monumental adalah pidato Soekarno pada Sidang Umum PBB di New York tahun 1960 yang dengan lantang dan gagah berani berpidato menyatakan sikap politik Indonesia di hadapan para pemimpin dunia, sistem Polugri (Politik Luar Negeri); Prinsip Bebas-Aktif. 

Pidato dengan judul “To Bulid The World A New” Bung Karno ini sudah ditetapkan UNESCO sebgagai Memory of The World pada tahun 2023. 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved