Nasaruddin Umar
Merawat Kemabruran Puasa 20: dari Shabir ke Mashabir
Ia dicoba oleh Allah SWT dengan penyakit aneh. Sekujur tubuhnya hancur dan membusuk.
TRIBUN-TIMUR.COM - Nabi Ayyub orang yang paling sabar dalam Alquran.
Ia dicoba oleh Allah SWT dengan penyakit aneh. Sekujur tubuhnya hancur dan membusuk.
Bukan hanya itu, luka di sekujur tubuhnya dikerumuni belatung.
Akibatnya ia dikucilkan oleh masyarakat, termasuk oleh istri yang selama ini mendampinginya.
Ia dibuang jauh di luar perkampungan di sebuah pegunungan. Ia hidup dalam sebuah gua yang gelap dan sendiri.
Suatu ketika ia termenung dan memandangi belatung yang sedang menggerogoti tubuhnya.
Ia tiba-tiba berubah pandangan terhadap belatung-belatung yang menggerogoti tubuhnya.
Ia menjadikan belatung-belatung tersebut sebagai temannya dan mengatakan, wahai para belatung, sahabatku, makanlah sepuas-puasnya dagingku karena kalian
semua sekarang sudah menjadi sahabatku.
Kalau hari-hari yang lampau kalian kuanggap musuhku, kemana-mana saya mencari tabib untuk memusnahkan kalian, maka sekarang satu-satunya yang bersedia
menemaniku di kegelapan malam di dalam gua ini hanyalah kalian.
Semua orang, termasuk anggota keluargaku, membuang aku di tempat yang jauh ini.
Setetelah sekian lama Allah SWT menguji Nabi Ayyub, maka suatu ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk melakukan sesuatu: Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Q.S. Shad/38:42).
Setelah Nabi Ayyub memukulkan kakinya ke tanah tiba-tiba mencuak aliran air jernih dan sejuk dari bekas tumit Nabi Ayub.
Nabi Ayyub minum dan mandi dari air itu dan tiba-tiba ia merasakan perubahan yang amat besar di dalam dirinya.
Ia tidak menyaksikan lagi luka di dalam dirinya dan sahabat-sahabat belatungnya tiba-tiba menghilang entah kemana.
Bahkan bekas-bekas luka pun tidak tampak pada diri Nabi Ayyub. Ia lalu sembah sujud kepada Allah SWT dan bersyukur atas diakhirinya seluruh cobaan pada dirinya.
Menag Nasaruddin Umar: As’adiyah Macanang Tumbuh Pesat Sejak Sebelum Saya Menjabat |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 29: Dari Salam, Islam, dan ke Istislam |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 28: Dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 27: Dari Wirid ke Warid |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 26: Dari Ta’abbud ke Isti’anah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.