Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Musim Hujan

Pemudik Wajib Hati-Hati! Sulsel Bagian Utara Masuk Puncak Musim Hujan

BMKB ungkap sejumlah daerah di Sulsel bagian utara masih dalam puncak musim hujan Maret-April 2025.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Pemprov Sulsel
CUACA SULSEL - Rapat Sekretaris Daerah (Sekda)Sulsel bersama Kepala BMKG Dwikorita di Kantor Gubernur Sulsel pada Minggu (16/3/2025). BMKG Hadir memberikan informasi mitigasi bencana di puncak musim hujan pada daerah utara Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Curah hujan di Kota Makassar masih cukup tinggi beberapa hari belakangan. 

Hujan intensitas ringan hingga sedang mengguyur Makassar pada Senin (17/3/2025).

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI Dwikorita Karnawati mengungkapkan sejumlah daerah di Sulsel bagian utara masih dalam puncak musim hujan

"Wilayah Sulawesi Selatan bagian utara, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, termasuk wilayah Timur Tenggara, saat ini memasuki puncak musim hujan pada bulan Maret dan April," kata Kepala BMKG RI Dwikorita saat berada di Kantor Gubernur Sulsel, Minggu (16/3/2025).

Di puncak musim hujan, daerah di utara Sulsel rawan terjadi bencana Hidrometeorologi.

Diantanya banjir bandang dan longsor di daerah dataran tinggi.

Antisipasi harus segera dilakukan mengingat mobilisasi masyarakat akan semakin meningkat di jalur-jalur mudik.

Daerah pesisir yang rawan terjadi banjir juga arus jadi perhatian di periode mudik.

"Wilayah Tenggara (Sulsel) rawan banjir, bahkan mungkin banjir rob. Oleh karena itu, penting untuk berkoordinasi dalam mengamankan dan mengelola risiko, misalnya dengan rekayasa lalu lintas buka tutup," lanjutnya.

Jika ada peringatan dini BMKG di zona rawan longsor dan banjir rob, Dwikorita ingin memastikan tidak ada kendaraan yang melintas.

"Karena peringatan dini tersebut biasanya berlaku hingga 3 jam," jelasnya.

Untuk penerbangan, Rita menjelaskan bahwa 6 jam sebelum pilot atau maskapai penerbangan melakukan penerbangan, mereka sudah mendapatkan prakiraan cuaca di sepanjang jalur penerbangan. 

Dengan demikian, maskapai sudah dapat merencanakan jalur penerbangan yang aman.

"Misalnya ada risiko erupsi gunung api, risiko turbulensi, semuanya dapat diketahui. Awan kumulonimbus juga bisa terdeteksi dan informasi ini selalu diperbarui, sehingga penerbangan dapat direncanakan dengan tepat dan aman," tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman menjelaskan peremuannya dengan Kepala BMKG ini bertujuan untuk memberikan data terkait potensi daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved