Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Qudratullah

Tagar KaburAjaDulu: Respons terhadap Realitas atau Hanya Budaya Digital?

Ungkapan ini sering digunakan di media sosial sebagai respons terhadap situasi yang tidak menyenangkan terhadap realitas sosial.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Tagar KaburAjaDulu: Respons terhadap Realitas atau Hanya Budaya Digital?
Dr Qudratullah MSos
OPINI - Dr Qudratullah MSos Dosen Institut Agama Islam Negeri Bone

Masyarakat terbiasa dengan kepuasan instan dan solusi cepat, sehingga menghadapi permasalahan dengan cara yang lebih panjang dan kompleks terasa semakin tidak menarik.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pola pikir ini semakin mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari fenomena ini bisa bersifat positif maupun negatif. 

Di satu sisi, menghindari konflik dapat membantu mencegah ketegangan yang tidak perlu serta memberikan waktu untuk refleksi sebelum mengambil keputusan.

Namun, di sisi lain, kebiasaan menghindari masalah tanpa menyelesaikannya justru bisa memperburuk keadaan dan menimbulkan konsekuensi yang lebih besar di masa depan.

Kurangnya keterampilan dalam menyelesaikan konflik juga bisa mengarah pada budaya apatis, di mana masyarakat cenderung memilih untuk tidak peduli daripada terlibat dalam penyelesaian masalah.

Penting bagi masyarakat untuk mulai mengembangkan keterampilan dalam menghadapi konflik secara sehat dan membangun budaya komunikasi yang lebih terbuka.

Dengan membangun keberanian dalam berkomunikasi, mengembangkan pola pikir problem-solving, serta menanamkan kesadaran akan pentingnya berpikir jangka panjang, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Seperti yang dikatakan oleh Covey, “Begin with the end in mind”, mulailah dengan tujuan akhir dalam pikiran.

Sehingga setiap keputusan yang diambil didasarkan pada pertimbangan jangka panjang, bukan hanya kenyamanan sesaat.

Dengan demikian, fenomena #KaburAjaDulu bukan hanya sekadar tren di media sosial, tetapi juga cerminan dari pola perilaku masyarakat dalam menghadapi tantangan.

Pemahaman lebih dalam tentang fenomena ini dapat membantu individu untuk mengubah pola pikir dari sekadar menghindar menjadi menghadapi masalah dengan cara yang lebih konstruktif dan solutif.

Apakah #KaburAjaDulu Hanyalah Sekadar FOMO?

Fenomena #KaburAjaDulu sering kali dikaitkan dengan cara masyarakat Indonesia merespons situasi yang sulit atau tidak nyaman.

Dalam beberapa kasus, tagar ini dapat dikaitkan dengan Fear of Missing Out (FOMO), tetapi lebih dekat dengan konsep avoidance coping, yaitu strategi psikologis untuk menghindari stresor daripada menghadapinya secara langsung.

Masyarakat yang mengalami tekanan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, hubungan sosial, atau lingkungan politik, cenderung memilih untuk menghindar daripada berkonfrontasi atau mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved