Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Beredar Pesan Berantai Annar Sampetoding, Bantah Edar dan Cetak Uang Palsu di UIN 'Demi Allah'

Dalam pesan tersebut Annar Sampetoding membantah terlibat dalam pencetakan dan peredaran uang palsu dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA, WA Bjorkalizem1498
PESAN ANNAR - Kolase Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas I Makassar, Andi Erdiyangsah Bahar saat menunjukkan tulisan tangan Annar Salahuddin Sampetoding tersangka uang palsu dan tangkapan layar pesan berantai yang beredar di grup WhatsApp Bjorkalizem1498. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pesan berantai diduga berasal dari tersangka uang palsu, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) beredar di grup WhatsApp.

Dalam pesan tersebut Annar Sampetoding membantah terlibat dalam pencetakan dan peredaran uang palsu.

Awalnya Annar meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi, terutama bagi keluarga besarnya.

Ia lantas menjelaskan kronologi penggerebekan dan penetapan dirinya sebagai tersangka.

Dalam narasi pesan beredar, Annar menyebut jika mesin cetak dan perlengkapannya seperti meja, kursi, peralatan dapur, kertas, dan tinta dutujukan untuk bisnis bursa ikan dan resto.

Juga untuk kepentingan persiapan alat peraga untuk pencalonannya sebagai gubernur Sulawesi Selatan.

Hanya saja ia batal ikut pilkada dan meminta Syahruna sebagai teknisi agar menjual semua mesin dan kelengkapannya dengan Harga murah.

Baca juga: Berkas Perkara Bos Uang Palsu Annar dan Andi Ibrahim Cs Dilimpahkan ke Kejaksaan, Kapan Sidang?

Sekitar September 2024, ia mendapat kabar dari Syahruna bahwa mesin dan kelengkapannya sudah termuat truk dan laku terjual Rp250 juta.

"Dan sampai sekarang Rp1 pun belum terbayar atau melihat hasil penjualan mesin dan kelengkapannya tersebut," demikian narasi pesan beredar.

Dalam pesan juga menceritakan kronologi penggerebekan di rumahnya, Jl Sunu, Makassar.

Pada 8 Desember 2024, Annar mengaku sedang di Jakarta dapat kabar jika Syahruna yang bekerja sebagai tukang dan teknisi di rumahnya ditangkap atas kasus dugaan uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.

Syahruna ditangkap bersama Andi Ibrahim (AI).

"Lebih kaget lagi AI pernah datang ke rumah diantar Ryan Latief dan berminat membeli mesin cetak. AI menawarkan banyak mata uang asing dan bersama Syahruna memperlihatkan selembar kertas dimasukkan pada alat sensor dan saya tanyakan itu apa, jawabnya alat sensor uang," tulis Annar.

Ia pun langsung memerintahkan Syahruna berhenti dan meminta Andi Ibrahim dan Ryan Latief untuk tidak lagi masuk ke rumahnya.

"Setelah kejadian itu, rupanya mereka tetap menjalin hubungan tanpa sepengetahuan saya dan terjadi lagi penggerebekan kedua kalinya dengan penangkapan John Bliater Panjaitan yang sebenarnya beliau tidak tahu menahu," ungkap Annar.

Annar menuding ada pemufakatan jahat dalam proses hukum yang menjeratnya. 

TERSANGKA ANNAR - Pejabat Kemenkumham Sulsel mengecek keberadaan Annar Salahuddin Sampetoding di Rutan Makassar, 8 Januari 2025. Ia memastikan prosedur penahanan berjalan sesuai aturan.
TERSANGKA ANNAR - Pejabat Kemenkumham Sulsel mengecek keberadaan Annar Salahuddin Sampetoding di Rutan Makassar, 8 Januari 2025. Ia memastikan prosedur penahanan berjalan sesuai aturan. (DOK PRIBADI)

"Secara jantan saya datang ke Makassar dan bertemu Polres Gowa untuk klarifikasi sebagai saksi. Setelah diperiksa langsung dijadikan tersangka dan menurut hemat saya sangat dipaksakan jadi tersangka," jelasnya.

Di akhir pesannya, ia bersumpah tidak terlibat.

"Demi Allah demi rasul agama yang saya yakini,Saya tidak terlibat dan tidak mengetahui dan turut serta adanya percetakan dan penyebaran uang palsu sesuai pasal 37 junto 55-56 yang dituduhkan kepada saya," tulisnya.

Termasuk tidak turut menerima dan menikmati hasil perbuatan haram tersebut.

Ia juga mengumumkan mundur dari dunia politik.

Penjelasan Rutan Makassar

Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas I Makassar, Andi Erdiyangsah Bahar membenarkan adanya pesan itu.

Ia mengatakan, pesan itu memang dari tersangka Annar Sampetoding

Hanya saja, Annar menulis pesan itu pada kertas lalu diberikan kepada keluarganya yang datang membesuk. 

"Jadi ceritanya itu pesan tersebut diketik ulang dalam bentuk pesan WhatsApp oleh keluarga (istri) dan ditunjukkan ke keluarganya," ujar Andi Erdi ditemui wartawan di kantornya, Selasa (11/2/2025). 

Sewaktu keluarga membesuk, lanjut Andi Erdi, Annar disebut meminta tolong agar pesannya yang dalam bentuk tulisan disampaikan ke keluarga besarnya. 

"Seperti apa yang tunjukkan ini. Ini adalah tulisan Pak Annar, kebetulan Pak Annar tidak bisa menyampaikan secara langsung kepada keluarganya," Andi Erdi menunjukkan tulisan tangan Annar. 

Andi Erdi menyebut, pihak keluarga dalam hal ini istri Annar bernama Maryam berinsiatif menulis ulang pesan tersebut kemudian dimasukkan ke group WhatsApp keluarga. 

"Keluarganya yang mengetik dan dikirimkan ke group WhatsApp keluarga, entah kenapa bisa tersebar ke mana-mana," sebutnya. 

Tersangka Annar selama ditahan di Rutan Makassar memang meminta agar membatasi pihak keluarganya yang datang membesuk. 

"Termasuk keluarganya, karena jujur merasa malu sekali, itu pesan Pak Annar," terang Andi Erdi.

"Ada beberapa kerabatnya mau membesuk, dia bilang tidak usah, saya merasa malu sekali atas kejadian ini, sampaikan saja permohonan maaf kepada orang yang besuk," jelasnya.

Diketahui Annar ditahan Polres Gowa atas dugaan keterlibatan dalam produksi dan peredaran uang palsu.

Ia ditetapkan tersangka bersama mantan Kepala Perpustakaan UINAM, Dr Andi Ibrahim dan beberapa tersangka lainnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved