Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngopi Akademik

Ngopi Akademik Sosiolog Unhas: Laut Makan Pagar

perspektif Sosiologi, pagar laut ini bukan sekadar struktur fisik, melainkan simbol intervensi manusia terhadap ruang publik

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
Foto terbaru Dr Rahmat Muhammad, Januari 2025. Rahmat Muhammad adalah pengasuh Kolom Ngopi Akademik yang terbit setiap hari Kamis di Tribun Timur cetak. Ngopi Akademik juga akronim dari Ngobrol Politik Akademik. 

Laut merupakan ruang sosial yang secara tradisional digunakan untuk aktivitas bersama, seperti perikanan dan transportasi.

Ketika pagar laut dibangun, terjadi klaim sepihak atas ruang ini mengingatkan kita pada konsep "privatisasi ruang publik," di mana pihak tertentu sering kali mereka yang memiliki kuasa atau sumber daya dalam mengontrol akses yang seharusnya bebas bagi semua.

Privatisasi semacam ini tidak hanya merugikan nelayan lokal, tetapi juga memunculkan konflik kepentingan antara masyarakat kecil dan pihak yang lebih kuat.  

Dari sisi masyarakat lokal, keberadaan pagar laut memperlihatkan ketimpangan sosial ekonomi yang sering kali tersembunyi.

Nelayan kecil kehilangan akses ke sumber penghidupan mereka, sementara masyarakat umum kehilangan hak atas pantai dan laut.

Hal ini memicu ketidakadilan struktural yang membuat kelompok rentan semakin terpinggirkan. 

Namun, tanggapan pemerintah, seperti pembongkaran pagar, menunjukkan pentingnya pengawasan dan regulasi dalam melindungi ruang publik.

Ini menegaskan bahwa negara memiliki peran untuk menjaga keseimbangan kepentingan masyarakat dengan pihak yang memiliki kekuasaan.  

Secara keseluruhan kasus memagari laut ini mengingatkan kita pada pentingnya solidaritas sosial dan keberanian untuk mempertanyakan praktik yang melanggar kepentingan bersama.

Sebagai Sosiolog, kita belajar bahwa masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang menjunjung nilai keadilan, akses setara, dan keberlanjutan lingkungan.

Jika hal ini diabaikan bukan tidak mungkin candaan seseorang untuk memagari udara, mengklaim kepemilikan langit akan terwujud setidaknya terkesan main tapi potensi menjadi sesuatu yang serius tatkala negara takluk dan didikte oleh ego seseorang, jadilah oknum tersebut berusaha Pagar Laut, Pagar Darat dan Pagar Udara entah Pengusaha atau Penguasa itu sendiri, cukup jadi pelajaran ketika alam (laut) yang makan pagar berarti masalah itupun mendesak diselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru, semoga.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved