Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PMK Meningkat, Dinakeswan Sulsel Awasi Lalu Lintas Ternak Antar Desa

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sulsel Nurlina Saking sedang menjalin komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Peternak Takalar saat memberikan vaksinasi ke sapi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Angka Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) kini sedang jadi perhatian serius.

Pasalnya sejumlah daerah melaporkan terjadi peningkatan kasus.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sulsel Nurlina Saking sedang menjalin komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sulsel.

Lalu lintas hewan antar desa harus diperketat.

Hal ini untuk mencegah penyebaran kasus PMK yang lebih meluas.

"Sementara kami koordinasi dengan dinas PMD bagaimana dukunga  pemerintah desa memahami adanya kasus di wilayahnya sehingga bisa ikut mengawasi lalu lintas ternak. Tidak ada ternak sakit keluar, tidak ada ternak sakit masuk," kata Nurlina saat ditemui Tribun-Timur.com di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Nurlina tak menampik adanya kebiasaan masyarakat yang menjual ternak ditengah peningkatan kasus.

Menurutnya hal ini harus dicegah, sebab berpotensi memperparah penyebaran kasus.

"Kebiasaan kita kalau ada kasus penyakit ternak terjadi panik selling. Peternak panik dan menjual ternaknya," lanjutnya.

Nurlina mencatat adanya peningkatan kasus yang terjadi di penghujung 2024.

Jumlah ternak sakit dilaporkan sebanyak 1.649 ekor tersebar di Kabupaten Gowa, Takalar, Sinjai, Makassar, Toraja Utara, Palopo dan Bone.

Laporan sementara kasus PMK memang menyerang ternak sapi dan kambing.

Jumlah kasus saat ini disebutnya tidak begitu besar jika dibandingkan populasi.

Sehingga vaksinasi pada ternak yang masih sehat harus massif dilakukan.

"Ini bukan kasus besar, karena dari 1.500an dibandingkan sekitar 900 ribu sapi, kambing dan Babi. Ini cukup kecil," jelas Nurlina.

Gejala umum PMK pada hewan ternak dapat dilihat dari mulut hewan.

Hewan terjangkit PMK umumnya sering mengeluarkan air liur berbusa.

"Ada busa keluar dari mulut. Air liurnya berbusa. Kenapa berbusa? karena air liurnya kayak kental. Di mulut Ada lesi atau luka dimulut sehingga tidak bisa menelan, kayak orang sariawan. Ciri khasnya air liur mengental, kayak karet menggantung. Kayak plastik," katanya.

Jika menemukan kondisi serupa pada hewan ternak, Nurlina mengaku peternak harus segera melapor.

Sebab kondisi tersebut merupakan ciri- ciri terinfeksi virus PMK.

Bahkan jika makin parah akan membuat hewan pincang.

"Biasanya pincang, kalau agak parah itu pincang. Kalau ringan tidak pincang," katanya.

Jika positif PMK, maka proses pengobatan harus dilalui.

Hewan ternak harus diberikan vitamin untuk pemulihan.

Pemberian antibiotik juga bisa dilakukan apabila terdapan infeksi sekunder.

"Biasanya 2 hari kemudian sudah bisa makan. Perlu diberikan vitamin dan imbuhan pakan untuk tambahan daya tahan tubuh agar sembuh lebih cepat," ujar Nurlina.

Sementara itu vaksinasi justru diberikan untuk hewan ternak yang tidak terjangkit.

Sedangkan ternak yang positif PMK tidak diberikan vaksinasi, hanya pengobatan dahulu.

 


Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved