Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PMK

Gowa Bentuk Tim Khusus Atasi PMK, Percepat Penanganan Ternak

Dinas Peternakan Gowa bentuk tim khusus pengendali PMK. Edukasi peternak agar tidak panik dan ikuti langkah pengendalian yang tepat..

IST
Dinas Peternakan Gowa terus berupaya mengendalikan PMK dengan membentuk tim khusus. Warga diminta tetap tenang dan mengikuti prosedur pengobatan yang ada. 

TRIBUN-GOWA.COM - Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa membentuk tim khusus pengendali penyakit mulut dan kuku (PMK) menyusul meningkatnya kasus PMK.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, Muhammad Chaerul Aswar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk tim pengendali PMK yang terdiri dari dokter hewan, paramedis, penyuluh, vaksinator, dan relawan. 

Tim ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni untuk pengobatan, pengendalian, dan vaksinasi.

"Kami prioritaskan pengobatan karena laporan dari masyarakat biasanya baru datang setelah kejadian. Selain itu, tim pengendalian bertugas melakukan disinfeksi untuk mencegah penularan lebih lanjut," jelasnya, Rabu (15/1/2025).

Ternak yang sehat juga akan divaksinasi untuk mencegah infeksi. 

Namun, dia menegaskan bahwa penyakit ini tidak menular ke manusia.

“Daging ternak yang tertular PMK tetap aman dikonsumsi setelah dimasak dengan baik," katanya. "Jadi, tidak perlu khawatir kita bisa makan daging dan bersentuhan dengan hewan PMK tanpa ada penularan ke manusia," tambahnya.

Aswar menyadari bahwa banyak peternak khawatir dengan PMK

Apalagi, banyak peternak yang menjual sapi yang terkonfirmasi PMK namun dalam kondisi sehat. 

Hal ini berdampak pada ekonomi peternak.

"Inilah yang sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya peternak yang panik dan menjual seluruh sapinya, tetapi harga sapi induk yang rata-rata Rp 12 juta per ekor bisa turun menjadi Rp10 juta per ekor," ungkapnya.

Menurutnya, hal ini sangat merugikan peternak. 

Karena itu, pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa penyakit PMK ini bisa disembuhkan.

"Kekhawatiran utama kami adalah kekurangan populasi ternak, karena banyak peternak yang menjual ternaknya meski masih sehat, karena sudah terlanjur panik," ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Aswar mengerahkan tim penyuluh dan mantri di 18 kecamatan di Gowa untuk mengedukasi peternak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved