Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Ruang Aman Perempuan: Institusi Pendidikan dalam Bayang-Bayang Ketidakpastian

Karena, tindakan tercela ini terjadi di tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan mendidik.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Ruang Aman Perempuan: Institusi Pendidikan dalam Bayang-Bayang Ketidakpastian
Ist
Syamsul Alam, Alumnus UIN Sunan Kalijaga

Meredefinisi Keamanan

Meredefinisi keamanan untuk perempuan bukan hanya menyoal perlindungan fisik, tetapi juga menghadirkan sistem yang mampu membongkar hierarki kekuasaan yang timpang di dalam institusi.

Konsep keamanan yang ada saat ini kerap kali gagal memberikan jaminan perlindungan, bagi perempuan yang berada di lingkungan dengan relasi kuasa yang tidak seimbang seperti pesantren, kampus, dan keluarga, yang seharusnya menjadi ruang aman, justru berubah menjadi arena pengkhianatan. Karena, kekuasaan kerap kali dijadikan sebagai alat untuk
menindas.

Keamanan sejati bagi perempuan harus dimulai dari upaya menghilangkan “budaya diam” karena budaya tersebutlah yang justru melanggengkan kekerasan seksual.

Artinya korban harus speak up tanpa harus takut disalahkan atau dihakimi.

Selama ini, kita sering menyaksikan perempuan lebih banyak memilih untuk diam dan membiarkan para pelaku berkeliaran sambil mencari mangsa lain.

Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka budaya pelecahan terhadap perempuan hanya menyembunyikan kejahatan.

Selain itu, meredefinisi keamanan berarti menciptakan kebijakan afirmasi yang menargetkan akar masalah.

Institusi pendidikan, seperti pesantren dan universitas, harus menerapkan sistem pengawasan dan transparansi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan bukan malah menyembunyikan kasus-kasus tersebut demi menjaga institusi.

Misalnya, melakukan pelatihan wajib untuk pengelola institusi tentang kekerasan seksual dan relasi kuasa dan menyediakan mekanisme pelaporan yang independen dan mudah diakses untuk perempuan.

Keamanan perempuan bukanlah sebuah konsep utopis yang mustahil diwujudkan.

Ini adalah kebutuhan mendesak yang harus diperjuangkan. Tulisan ini bukan hanya sebuah ajakan untuk menyadari, tetapi juga seruan untuk bertindak.

Karena keamanan perempuan adalah tanggung jawab kita bersama, dan bagi saya diam bukanlah pilihan.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved